"Episode ayah" Kabut Duka Di Pagi Hari part 2..

 Ku ikuti semua prosesi takziah uwa, sampai menuju ke pemakaman sambil berjalan beriringan dibelkang keluarga duka , mengiring Almarhum untuk terakhir kali menuju keabadian.

Almarhum semasa hidupnya adalah seorang pensiunan pegawai Negei, di waktu  aku kecil, belau adalah seorang kepala sekolah yang baik hari dan bijaksana.

Selesai solat, jenazah segera dibawa untuk dimakamkan. 

Ku langkahkan kaki menuju pemakaman, diantara hiruk pikuk aktifitas pemakaman, mata ku tertumbuk pada satu batu nisan yang tertera nama seorang lelaki paling hebat di Dunia, yah itulah batu nisan ayahku .

Seketika memoriiku terseret kedalam lubang waktu kembali menuju 15 tahun lalu. 

*Pagi kami di hiasi duka, lelaki tercinta hari ini telah tiada, pergi untuk selmanya tak kan pernah lagi bersua.  

Tangisan adikku tak henti meski sudah dibujuk di rayu. " Udah dik cukup, jangan nangis lagi" bisikku berusaha menenangkan hati adikku semntara air mataku pun terus mengalir tanpa suara.

"Abah pergi teh"  huhuhu.... Ucapnya sambil menangis 😭 "iya iya sabar" ucapku. Kami saling berpelukan menumpahkan duka nestapa seolah berusaha saling menguatkan.

Entah apa yang harus aku bujukkan, sementara hatiku juga meradang dengan duka tak terkira di usia kami yang belia. 

Terlihat Kakak-kakak sibuk dengan semua urusan, menyiapkan pemandian dan pengafanan bersama para tetangga pria untuk segera menuntaskan.

Tiba waktu jenazah Abah dibawa keranda,  untuk segera disolatkan dan dimakamkan. Sambil dituntun para tetangga kami mengikuti usungan Jenzah Abah, oh bagaikan mimpi rasanya, melangkah kan kaki mengikuti keranda di mana orang yg ada didalam keranda itu adalah Abah kami, betapa singkat kebersamaan kami bersama Abah tercinta. Kaki serasa tak berpijak,  melangkah dengan penuh kebingungan apakah ini mimpi ? tapi kucoba tetap dalam kesabaran dan kesadaran.

Tangisan terus terdengar dari mata dan mulut ku dan adikku, sehingga membuat seorang pengangkat keranda ber inisiasi, agar kami tidak di ajak ke pemakaman hawatir semakin terguncang .

"Tidak, saya mau ikut, ga mau ditinggal" teriakku kala itu, tega sekali kamu, mencegahku untuk membersamai abahku untuk yang terakhir kali, gerutu batinku .

Akhirnya terpaksa aku dan adikku meredakan tangisan sampai tiba di pemakaman , jenazah Ayah  disolatkan dan segera pula dikuburkan, beberapa para ibu melarang aku dan adikku melihat prosesi penguburan, baru setelah tanah terakhir ditimbunkan kami berhanbur berkumpul di atas gundukan, Kaka ketiga memukul mukul batu sambil menangis dan memangil "aayaah  aayaah" penyesalan begitu dalam ia rasakan. Kaka sulung, Kaka kedua  dan Kaka ke empat saling berpelukan dan membangunkan Kaka ke tiga yang masih shok dengan keadaan.

" Ayah sudah tiada, mamah diamanti untuk menjaga kalian semua terlebih sibungsu," ucap mamah seraya mengelus kepala adkku yang terlelap tidur karna lelah menangis seharian. Kami berkumpul diruang tengah untuk mendengarkan amanat ayah, pada malam pertama tanpanya.

" Kalian adik Kaka bersaudara, berenam  harus saling menjaga, biar kita susah jangan sampai ada komflik" mamah memulai  ucapan. "Jaga dua adik perempuan kalian ini amanat ayah,  jaga solat jaga mengaji bagaimanapun kondisi kita" mamah melnjutkan. Petuah kami dengarkan dengan penuh kesedihan.

Malam ini rumah ramai dengan para tamu yg hadir tahlilan tapi jiwaku terasa sepi, tak ada lagi yg menggendongku ketika tidur diruang tamu untuk dipindah ke kamar, Tak ada lagi dongeng menjelang tidur, tak ada lagi sepatu dan seragamku dicucikan, tak ada lagi rambutku dirapihkan, tak ada lagi makanan favorit dengan kreasi koki handal. Tak ada lagi masa masa indah bersama ayah. 😭.

"Teh hayo pulang" tepukan lembut adikku di bahuku mengembalikan ku pada kenyataan, ah rupanya prosesi pemakaman telah selsai, keluarga besar uwa sedang berdoa yang cukup panjang. " Oh hayuk dik pulang ' jawab ku ku langkahkan kaki meninggalkan pemakaman, setelah sebelumnya kami panjatkan sebuah doa untuk Abah dan uwa. 

Robbigfirli waliwalidayya warhamhima lama robbayani Sigiro.

Ya Allah ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku sayangi lah mereka seperti mereka menyayangiku sewaktu kecil.

Ya Allah kumpulkan lah kami di ahiratmu kelak atas Rahmat Mu. Aamiin 

ayah aku rindu.... Selesai.


Salam literasi 


 



Komentar

  1. Semoga almarhum bapak ,ibu amal ibadah di terima ALLOH SWT dan keluarga yang di tinggalkan di beri kesabaran , AAMIIN yra 🙏

    BalasHapus
  2. اللٌهم اغفر له وارحمه وعافيه واعف عنه

    BalasHapus
  3. Masyaallah tulisan kakak berhasil buat yank ikut merasakan suasana yang sama ketika itu, ingat juga almarhum mama..

    BalasHapus
  4. Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Moga almarhum husnul khatimah

    BalasHapus
  5. Innalilahi wainnaillaihi rojiun smg alm husnul khotimah

    BalasHapus
  6. Innalilahi wa innailaihi rojiun...deskripsi rasanya nyaris sempurna, buat air mataku berderai di Senin pagi...salut padamu, Bu Ovi.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Itu Mudah

Pengumuman Resume terpilih Materi Menulis Setiap Hari

Menulis Sebagai Passion