Ovi Bloger Ciomas

Bedug magrib bertalu Senjapun kian berlalu Menghantarkan para insan menuju Rumah ilahi untuk mengadu. Ku tutup rapat jendela Namun kulihat langit berwarna merah saga Firasat berbisik ada apakah ia  Lantas segera kucari berita. Telah berkali terjadi si anak gunung Krakatau  Terus bereaksi dan membuat hati kacau Erupsi terjadi mengusik hari semakin galau  Zikir dan takbir bergema kepada Engkau. Teringat peristiwa silam  Tahun 1883 menjadi masa yang kelam Sejarah mencatat, peristiwa terekam  Hingga kini, begitu dahsyat dari sang ibu Gunung Krakatau menikam. Hari terjadi laksan kiamat Letusan gunung begitu hebat Meluluh lantakan dan menyayat Diiringi suami begitu dahsyat. Ya Rob. Ampuni kami para hambamu yang tak tahu diri Penuh congkak jumawa tak pernah mawas diri Dosa dan nida semakin mengotori bumi Ampuni kami dan jauhkan dari siksa abadi. Sebelum kiamat kecil yang dahsyat itu terjadi lagi Mari kita insyafi dan kembali  Menuju jalan yang di ridho ilahi  Agar Tuhan tak turunkan azan tiad

Satu tahun belakangan, telah memberi warna yang lain dalam hidupku. Mewarnai hari-hari dengan karya sederhana, menulis berbagai artikel yang memenuhi branda brangkas digital, yang dikenal sebagai blog. Ak tivitas baru tersebut, membuahkan hasil, berupa buku solo dan beberapa buku antologi. Sebuah awal yang baik, bagi seorang penulis pemula. Setidaknya dalam 1 tahun belakang, saya berusaha memberikan manfaat kepada diri sendiri. Ada sisi positif. Banyak ilmu yang didapati. Menjadi awal  langkah yang baik dalalm  meniti proses menjadi seorang penulis. Namun tidak dipungkiri, ada target lain yang harus dikesampingkan, karena keterbatasan kemampuan dan fisik.  Tahun 2022 telah berlalu dan tahun 2023 memasuki pintu gerbang. Pada tahun 2023 ini menjadi awal langkah diri menjadi lebih baik. Jika tahun kemarin menajdi tahun literasi yang berfokus pada menulis blog dan buku, maka tahun ini menjadi awal langkah perbaikan diri secara fisik dan ruhiyah.  Tidak menulis s etiap hari, bukan berarti h