Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2023

Jakarta. Impian Wisata Cantika

Gambar
"Bunda, aku ga mau ikut wisata ke Jakarta yang diadakan sekolah" ucap Cantika dengan wajah tertunduk. Sungguh hatinya begitu pilu, mengatakan ini. Ingin sekali ikut berwisata ke Jakarta bersama rombongan sekolah, namun di sisi lain, Cantika tak tega menambah beban sang ibu. Setelah biaya yang tak sedikit ibunya keluarkan untuk wisuda Arina. Setetes air bening jatuh dari matanya. Cantika segera berlalu dari hadapan sang ibu, agar kesedihan tak tertangkap oleh ibunya. Ayu paham betul bagaimana perasaan putri sulungnya. Tak kalah pilu hatinya, melihat harapan putri sulungnya pupus karena keterbatasan ekonomi. Ia peras otaknya agar menemukan, ide apa gerangan, untuk mengganti acara wisata Jakarta untuk Arin, namun otaknya buntu. Jika mengganti acara dengan jalan-jalan ke pasar, rasanya sudah terlalu sering ia lakukan. Akhirnya Ayu pasrah. “Biarlah anak-anaknya menahan diri akan keinginan mereka.” Ayu membatin. Setelah jam makan malam, pintu diketuk seseorang.  Tok tok tok! "

Petualngan Menuju NTB

Gambar
Hay sobat pada artikel kali ini sedikit berbagi kisah serunya berpetualang ala backpacker. Kisah perjalan ini di mulai dari Jakarta menuju NTB pasti serukan ya ? Berawal dari Agenda himpunan mahasiswa islam, yang saya ikuti yang mengadakan agenda pleno di provinsi NTB, tepatnya Lombok. Banyak persiapan kami lakukan, perbekalan  alias uang jalan, pakaian dan lainnya. Kami berangkat menuju Lombok dari Jakarta, apakah naik pesawat? harapan sih begitu, namun apalah daya ? Kami, 4 perempuan, saya dari Jakarta dan 3 orang dari Bandar Lampung, melakukan perjalan antar provins. Kami berempat, dari Jakarta berangjat dengan menggunakan kreta api. Perjalanan pertama kami menuju Purwokerto, menjemput dua kawan perempuan di sana. Tiba di Purwokerto, tentu saja kami tidak menyiakan untuk jalan-jalan di area kampus Unsud alias Universitas Jenderal Soedirman, berswa foto dan mencoba kuliner mendoan dan soto khas Purwokerto. Di tempat kosan kawan Purwokerto, kami memperhitungkan perjalanan, apakah akan

Wisuda Arina

Gambar
  Ayu, ibu muda yang hidup bersama dua putrinya. Menjalani hari-hari dengan penuh perjuangan, menghidupi kedua putrinya dengan berdagang. Alhamdulillah mereka mampu menjalani hidup dengan baik. Kedua putrinya tidak banyak mengeluh, meski tak pernah punya mainan seperti kebanyakan anak-anak, yang penting bisa berbaur dengan teman sebayanya. Sejak pagi buta, Ayu sudah membuka warung sayurnya. Sebuah warung kecil, untuk menyambung hidup mereka bertiga. Sejak wafat sang suami, beban hidup terasa begitu berat ia tanggung, biaya sekolah Cantika memang tidak banyak karena sudah gratis, dia sudah kelas lima Sekolah Dasar. Namun tidak demikian dengan kebutuhan TK Arina. Setiap bulan, ada saja program kreativitas seperti menguntung, finger painting, prakarya dan lain-lain yang membuat Ayu merogoh kantong lebih dalam untuk kebutuhan Tk Arina.  Belum lagi bulan-bulan ini, menjelang kenaikan kelas Cantika juga acara wisuda Arina, semakin Ayu, kencangkan ikat pinggangnya. "Bunda. Setelah kenaik

Seni Mendidik Anak

Gambar
  Anak lahir ke dunia bagaikan sebuah kertas putih yang masih kosong, orang tua  yang akan menggoreskan tinta pertama pada kertas tersebut. Maka dari itu setiap orang tua harus memiliki pemahaman bagaimana mendidik anak, mengajarkan pemahaman ketuhanan kepada anak. Serta membersamai tumbuh kembang anak hingga anak bisa membedakan antara yang baik dan yang buruk. Ilmu ini akan mereka bawa kelak hingga mereka dewasa. Kapan Pendidikan Anak Dimulai? Pendidikan anak dimulai, jauh sebelum anak lahir, dalam sebuah pepatah Arab menyatakan,  didiklah anakmu 25 tahun sebelum ia lahir. Maksud dari pepatah arab tersebut adalah, calon ibu dan calon ayah harus membekali diri dengan pendidikan yang baik, sejak mereka muda, hingga kelak ketika punya anak, kedua orang tua telah memiliki ilmu untuk mendidik anaknya. Selain itu, agar dapat mendidik anak dengan baik, dimulai  sejak ayah mencari calon istri, dalam artian laki-laki juga memiliki peran yang krusial untuk memilih calon istri yang baik agamany

Tips Mendidik Anak Era Digital

Gambar
Anak era digital adalah anak yang lahir di mana aktivitas dari bangun tidur sampai lagi dikelilingi dengan aktivitas digitalisas l. Bahkan pada saat diperut Ibunya pun, ibunya juga sudah mulai menggunakan alat-alat digital seperti handphone. Sehingga apa yang dilakukan oleh Ibu hamil bisa terekam oleh janin di dalam perut Ibunya. Hal ini akan memberikan pengaruh dan dampak yang cukup signifikan bagi perkembangan anak. Baik pengaruh positif terlebih lagi pengaruh negatif. Lintas bagaimana orang tua mengambil langkah yang baik dalam memberikan pendidikan anak-anak? Dr, Aisah Dahla memberikan tips dan  cara didik orang tua bijak untuk anak generasi digital  menurut   yaitu:u 1. Langkan waktunya untuk mendengar dan belajar bersama anaknya. 2. Temukan potensi dan keunikan pribadi masing-masing anak.Dan hargailah. 3 Berani mengakui kesalaha dan selalu mengajarkan anak untuk mengambil hikmah dan pelajaran dari kesalahan yang mereka lakukan.  4. Terus belajar dan menyesuaikan atau mengaktualis

Hafalan Pancasila Rudi

Gambar
 Hafalan Pancasila Rudi “Anak-anak, satu minggu lagi kita akan memeriahkan hari lahir Pancasila, pada tanggal satu bulan Juni, nah tanggal tiga puluh satu Mei, sekolah akan mengadakan beberapa perlombaan. Ada perlombaan cerdas cermat, dan perlombaan pembacaan  Pancasila dengan baik dan benar.” Bu  Rahmah menjelaskan dengan panjang lebar.  “Siapa yang mau ikut lomba  cerdas cermat?” tanya bu Rahma kepada anak-anak. Banyak anak mengacungkan tangan, sementara itu hati Rudi bergetar, dalam hatinya ingin mengikuti lomba.  “Siapa yang mau ikut lomba pembacaan Pancasila?” tanya bu guru lagi. Tanpa ragu tangan Rudi langsung terangkat dan berteriak “ Saya Bu!”  “Baik semua peserta akan dicatat. Kita punya waktu 7 hari untuk berlatih. Pemenang terbaik akan sekolah kirimkan untuk perlombaan tingkat kecamatan.” Bu guru menjelaskan. Semangat dan selamat berlatih anak-anak!” pekik bu guru menyemangati.  Hari-hari Rudi  dilalui dengan terus mengapalkan Pancasila dengan penuh semangat. “Makan dulu Rud