Kebaikan Dibayar Lunas

 





Pak Mamad duduk melepas lelah ditengah terik mentari Ibu Kota, memandangi gerobak dagangannya yang hari ini sepi pembeli, berharap kepada Tuhan akan Rizki yang bisa dibawa pulang,  sekedar untuk menghidupi istri dan anaknya yg dalam pembaringan   mengidap kelumpuhan sejak 10 tahun silam.

Setiap hari pak Mamad membawa gerobak di pinggir terotoar terminal pasar Minggu,  Ah betapa berat nian beban, namun pak Mamad tak pernah lelah ihtiar tak jua ada keluhan kepada Tuhan, 

Dalam pengharapan dan renungannya kepada Tuhan, tetiba ia dikejutkan, sapaan seorang pemuda tanggung menghampiri dan bertanya , "pak air mineral satu berapa pak ?"  "Ooh Lima ribu saja mas" sambil mengibas topi menghalau panas.

"Pak, uang saya cuma lima ribu, dan saya dalam perjalanan pulang, bisakah bapak memberikan air minum itu pak ? " Pemuda malang menjelaskan keadaannya. Segera pak Mamad mengambilkan air mineral dua botol, seraya berujar,

" ambillah nak bapak ikhlas, ngomong-ngomong mas ini dari mana mau ke mana ? " Pak Mamad bertanya .

"Saya sedang mencari peruntungan di ibu kota pak, ternyata tidak mudah mencari kerja, tidak seperti bayangan dan kata orang" saya dari desa pak" 

jelas pemuda panjang lebar. Pak Mamad mengangguk teringat anak sulungnya yang setiap hari harus banting tulang kuli di pasar induk Kramat Jati Jakarta Timur, dengan penghasilan tak seberapa. 

Dengan senyuman pemuda itu menerima dua botol air mineral, satu botol ia tenggak dan ia siramkan ke muka dan kepala tanda betapa lelah dan penatnya ia hari ini. 

"Aah Alhamdulillah, termkasih banyak pak, ucap pemuda dengan penuh senyuman. 

"oiya pak saya harus segera pulang maaf jika sudah merepotkan" pemuda berujar sambil memasukkan satu botol airnya ke dalam tas sebagai bekal, 

"Silahkan mas, oiya ini ada sedikit untuk bekal, ambillah, ini cara bapak untuk bersyukur kepada Allah, jangan ditolak ya mas" pak Mamad berucap sambil menyelipkan uang Lima puluh ribu kesaku pemuda.

Dengan tersipu pemuda menerima sambil mengangguk tanda termkasih dan segera beranjak menuju stasiun kereta pasar Minggu yang tidak jauh dari tempat mereka. 

Lalu-lalang pengguna jalan ada yg baru turun dan naik angkot pasar Minggu -pasar Rebo, ada juga yang turun dari kereta dan menuju ragunan, semua aktifitas hiruk pikuk Jakarta tak pernah berhenti dan sungguh membuat penat.

 Pak Mamad sudah hendak bersiap untuk pulang dan tetiba terdengar suara istrinya memanggil. " Paaak.. paak.. Iyo kita pulang pak" ajak  Bu Minah seraya meraih tangan suaminya dengan wajah penuh sumringah,  "ada apa bu" tanya pak Mamad keheranan.

"Ayok pulang pak, hari ini bapak cukup kerjanya, Alhamdulillah nanti malam kita bisa makan ' jelas Bu Minah berbinar,' " iya Bu tapi ada apa ? 

"Tadi pak RT ke rumah, bawa sembako, katanya ada pembagian santunan dari konglomerat atau apa  ibu ga faham,  ayok pak kita pulang"  seraya Bu Minah membantu merapihkan gerobak dan membantu suami  bersiap pulang , hati pak Mamad sangat berbunga terucap syukur dari lisannya " Alhamdulillah" seraya segera bersujud ke tanah .

Pak Mamad dan istrinya pun pulang beriringan dengan bahagia . HEPy ending 😁




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadiah Ngeblog.di Ramadhan Berkah

Bangkitlah Kawan. Kasih Sayang Allah Seluas Langit dan Bumi

Selamat Jalan Eril ( Sang Calon Pemimpin Masa Depan itu lebih dulu pulang )