Ku Jemput Impian di Langit Literasi

Asa dan Cita Kugantung di Atas Bintang

"Menulislah dengan tulus. Ketulusan hati akan membuatmu bertemu dengan pembaca setiamu. Buatlah pembaca bangga dengan ketulusan hatimu. Menulislah dari hati karna akan sampai ke hati. Wijaya kusumah"

Berawal dari masa kuliah strata 1 di sebuah Universitas Negri di Serang,  sebaga  Mahasiswa PGPAUD dengan serba serbi penuh romantisme dan kenangan yang terlalu indah untuk dilupakan , ingin rasanya kugoreskan kisah demi kisah indah itu, namun pada apa?

Menerima banyak mata kuliah yang sangat penting sebagai bekalku dikehidupan kelak, tergambar lah sebuah angan, kelak aku akan menjadi seorang penulis buku, ya buku, aku akan menulis buku tentang parenting anak, tentang pesikologi anak, menulis tentang pendidikan karakter dan semua hal yang berbicara tentang pendidikan anak terlebih anak usia Dini.

Banyak kata dan aksara bak ribuan bintang menari di kepala,  saat ku ambil pena dan kertas tak satupun kata tercipta, saat ku ayunkan jemariku pada Tut...Tut komputer, tak jua abjad menjelma. Tinggallah kenangan dan kisah indah mendasar direlung jiwa, lambat laun terkikis dari neoron di kepala. 

Banyak ikhtiar yang aku lakukan untuk mencapai cita yang  ku gantung pada gemintang, diantaranya masuk kelas menulis Gol A Gong, masuk unit kegiatan mahasiswa  literasi dan sastra namun kedua ikhtiar itu gagal tak berbuah makna. 

Ah Kemana akan ku labuhkan berjuta ilmu yang diberikan oleh para dosenku tercinta? Kemana akan kuukir jasa indah mereka ? Kemana akan ku bingkaikan semua jejak dan sejarah hidupku?

Kemana akan ku muarakan lembar-lembar kata dikepalaku ?

Oh tidak kata satupun tercipta, tak bersisa berserakan entah kemana.

Menulis adalah sebuah cita-cita, ya cita yang entah kapan akan bersua, meskipun setiap peristiwa dan setiap masa banyak mencipta asa. Namun belum jua kubertemu pintu terbuka menuju tangga cita-cita. Hingga akhirnya kugantungkan cita dan cinta menulisku pada bintang-bintang di langit dan  berharap kelak ia akan ku jemput jika waktunya tiba. Bilakah citaku menjadi nyata ?

Pintu Gerbang Citaku Mulai Terbuka.

Berawal dari sebuah ajakan guru hebat penuh prestasi bernama Bapak Dail Ma'ruf, mengirimkan link Grop wa belajar menulis PGRI yang belakangan akhirnya saya tahu bahwa kelas belajar menulis ini digagas oleh seorang tokoh fenomenal dan penuh teladan yaitu bapak Wijaya Kusumah ( om Jay )  dan Akhirnya saya tahu bahwa pak Dail adalah seorang moderator, narasumber, kurator serta editor di komunitas KBM tersebut. 

Dari Bapak Dail inilah saya bergabung menjadi anggota BM gelombng 21 dan berlanjut pada gelombng 24.

Berlandaskan visi misi yang ditularkan oleh bunda kanjeng seorang ulama perempuan, ya ulama dalam arti yang sebenarnya bagiku kenapa demikian ? "Setiap masa ada tokohnya , setiap tokoh ada masanya" mengingat bahwa dalam kurun waktu sekian sekian pasti ada tokoh utama ternama pengukir sejarah.

Teringat bahwa kita memiliki tokoh ulama seperti cut nyak Dien pada masanya, seorang perempuan pejuang, ulama gagah berani. Ada RA Kartini yang menggagas Emansipasi. Ada  Tokoh Rohana Kudus, Pejuang perempuan yang bergerak dengan tulisan dan mengagas pendirian surat kabar perempuan.

Nah demikianlah Di kelas belajar menulis ini ku temukan ulama perempuan bernama Sri Puji astuti Tokoh perempuan pengagas literasi senja usia, ( berkiprah tanpa jeda meski memasuki masa senja ) menulis bagi bunda kanjeng adalah passion, sebuah gairah cinta mengalir dalam setiap sel darah, bahwa tiada hari tanpa tulisan, tiada hari tanpa karya.  Ah betapa malunya diri ini, usia muda yang sering terpaku kendala yang tiada arti, ah sudahlah tiada guna merutuki diri, ayo  melangkahlah menuju cita. 

Kembali pada landasan visi misi bunda kanjeng sang ulama ( guru dan tokoh teladan dalam pandanganku ) beliau menyampaikan bahwa  banyak alasan kenapa kita harus menulis, diantaranya: 

1. Menulis adalah Perintah Allah. Adalah sesuai perintah Allah, RosullAllah SAW diberikan tugas Wahyu pertama dengan perintah membaca dan menulis .  Al Alaq 1-5. Maka jika berlandaskan dalil, membaca dan menulis adalah wajib.

2. Menulis karena Perintah Rosul. Hadist yang menganjurkan bahwa muslim yang baik adalah muslim yang banyak memberikan manfaat. 

3. Menulis merupkan Teladan para sahabat.

"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib.

"Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". - Imam Al-Ghazali

4. Menulis Sebagai Amal jariyah. bahwa tulisan yang kita buat menjadi bermanfaat bagi banyak orang yang membutuhkan. 

5. Menulis Sebagai individu. Sebagai bukti sejarah bahwa dengan menulis kita telah menoreh sejarah dan artifak  nyata sebuah karya tulis bermanfaat yang bisa kita wariskan kepada anak cucu.

 "Aku menulis maka aku ada" " gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, dan manusia wafat meninggalkan karya, dimana dengan karya itulah nama kita terukir indah menjadi sejarah untuk masa depan. 

Dengan ke Lima alasan di atas aku kuatkan tekad untuk melangkah menaiki tangga demi tangga menuju cita.

Selain menjadikan bunda kanjeng sebagai teladan dan motivasi, tokoh ternama gurunda Wijaya Kusumah yang lebih dikenal dengan Panggilan om Jay memberikan peranan penting dalam langkahku meraih cita menuju dunia literasi.

Banyak petuah yang beliau sampaikan dan berpengaruh amat dalam, diantaranya Om Jay sampaikan bahwa penulis harus membangun rasa percaya diri dengan dua kunci utama. Dua kunci utama ini meskipun agak aneh namun mengandung tafsir tersirat yang menguatkan motivasiku melangkah lebih jauh menuju ada dan cita 

Adapun dua kunci rahasia yang om Jay berikan adalah sebagai berikut : 

1. MeLawan diri sendiri.
Perlawanan paling baik adalah melawan diri sendiri. Melawan kemalasan, melwan sifat menunda-nunda,  melawan rasa takut akan kegagalan, melawan rasa minder dan mengganti dengan percaya diri dan optimisme , melawan rasa malas dan mengikis sifat negatif lainnya. Benar sekali apa kata om Jay, bukankah musuh terbesar adalah diri sendiri ? 

2. Kunci kedua Tertawakanlah diri sendiri.
Kunci kedua lebih aneh lagi dari pada kunci pertama tadi yg lebih masuk akal .

Butuh kontemplasi untuk memahami kalimat ini, menertawkan diri sendiri ?  Ya benar, Menertawakan diri sendiri sebelum orang lain yang menertawakan kita. Bukan menertawakan dalam artian mecemooh dan merendahkan diri sendiri namun Menertawakan diri: terkadang kita merasa tidak mampu, lemah tidak sanggup padahal ikhtiar kita belum maksimal, tak jarang kita Apriori terhadap diri sendiri padahal kita adalah para pemenang, sering kali kita menyerah dengan satu dua kegagalan padahal semua ujian adalah tangga keberhasilan yang harus kita lewati,  ah gurunda engkau benar, Menertawakan diri sendiri yang tidak mempercayai kemampuan diri agar bangkit dan semangat.

Ku Jemput Impian Di Langit Literasi

Saat ini aku telah menggenggam lima landasan dan alasan menjadi seorang penulis, dan memegang dua kunci untuk terus melangkah naik menuju langit literasi untuk menjemput cita cita yang ku titipkan kepada awan dan bintang. 

Meski langkahku masih diawal, namun telah banyak hikmah ku petik, melalui kelas menulis BM bersama orang-orang terkasih, di sana Ku temukan banyak tokoh  hebat, teman dan persaudaraan baru saling menyemangati dan memotivasi. 

Sudah mulai ku susun naskah buku solo perdana,  yang bersumber dari materi kelas belajar menulis PGRI, telah kuhimpun calon naskah buku solo kedua yang bersumber dari ide dan gagasan suami tercinta dan  dalam perencanaan akan menjadi buku berseri, seri 1 adakah buku training untuk pemula dalam dunia budidaya,  buku ke dua dan ke tiga adalah analisis dan bisnis. In sya Allah ke tiga buku solo ini akan diterbitkan dalam bentuk ebook agar lebih mudah menjadi ladang ibadah. 

"Jadikan menulis sebagai sebuah kebutuhan. Menulislah setiap hari dan lihat apa yang terjadi. "Kejujuran adalah kunci keberhasilan dan kesuksesan" ( Gurunda Wijaya Kusuma ).


Ku pandang langitku yang begitu cerah, terhampar cita-cita nan indah, 
Cita dan asa yang kian menjadi nyata 
Mengukir sejarah bukti bahwa aku pernah ada.
Menjadi penulis adalah sebuah mimpi
Satu demi satu tangganya kuhampiri
Dengan semangat cinta dan motivasi 
Ku jemput Impian dilangit literasi

"Salam literasi. Arofiah Afifi.


Profil Penulis


Nama lengkap Arofiah Afifi, biasa dipanggil Ovi. Domisili Serang tepatnya Desa Ciomas kecamatan  Padarincang. Pendidikan terakhir S1 PGPAUD UNTIRTA ( Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ). Pengalaman organisasi, menjadi ketua HMJ PGPAUD 2010. Aktif pada organisasi pemuda dan masyarakat Padarincang 2010-2013. Anggota Himpunan Mahasiswa Islam Majlis Penyelamat Organisasi ( HMIMPO) 2010-2018. Sebagai pegiat sampah dan Anggota PALBMUN   (pegiat aktifis lingkungan Barokah maggot ubah nasib) 2021, Menjadi ibu rumah tangga dan menjadi anggota belajar menulis PGRI asuhan bapak Wijaya kusumah. Buku antologi yang pernah ditulis : writing is my passion seri 3, Surat cinta untuk Presiden. Melati di taman hati. Buku antologi yang sedang ditulis : writing is my passion seri 4, Guru hebat jilid 2, Media pembelajaran, dan aku dan pasanganku. 

Penulis bisa dihubungi melalui Cp 081318666577

FB. Arofiah Afifi, 

Web: https://arofiahafifi.blogspot.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi

Selamat Jalan Eril ( Sang Calon Pemimpin Masa Depan itu lebih dulu pulang )

Mengelola Majalah Sekolah