Menguak Dapur Penerbit Mayor

Pertemuan ke : 20

Moderator : pak Mulyadi 

Narasumber:  Bapak Edi S Mulyanta M.T

Tema: Menguak Dapur Penerbit Mayor



" Demi Pena dan Apa yang dituliskannya" Q.S Al qolam. ayat 1dan 2. 

Hikmah  dari sumpah Allah di atas adalah menyatakan bahwa , betapa pentingnya penulis, dengan qalam dan tulisan yang merupakan salah satu nikmat Allah Swt yang terbesar yang dianugerahkan kepada manusia. Dengan pena segala peristiwa, kejadian dan yang terpendam dalam hati  dapat direkam dalam tulisan;  ide, gagasan, karya intelektual dan banyak kisah  sepanjang sejarah penting untuk dituliskan. Sungguh maha benar Allah. 


Berbicara Tentang penerbit Mayor, kembali mengingatkan saya masa dimana saya masih menjadi Mahasiswa, lagi dan lagi mengenang masa kampus hehe... Iya dimana saat itulah saya sering sekali datang ke Perpustakaan, untuk membaca berjam-jam, tentu saja selaku mahasiswa membaca dan menulis adalah sebuah identitas, meskipun sekedar menulis makalah hehe...

Selain datang ke Perpustakaan saya juga sering  datang ke Departemen stor  di Kota Serang, Untuk apa ?  Tentu saja bukan untuk belanja namun untuk berlama-lama di dalam Toko Gramedia, mengitari tiap rak menkmati dan mencari buku yang menarik dan mencari peluang adakah buku yang bagus dan tanpa terbungkus segel ? tentunya untuk saya baca, maklum uang saku mahasiswa itu terbatas sehingga saya selalu mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan membaca saat itu. Cerdaskan saya ? Hehe. Minimal satu jam saya membaca di Gramedia, saat membaca dan melihat buku-buku populer dan best seller, ada rasa kagum tersemat dihati dan tak jarang angan saya melayang kelak akankah saya bisa menulis seperti mereka ? dan tulisan saya terpajang dengan manis di toko buku ternama. 

Sesungguhnya saya tidak memahami bahwa ada istilah nama penerbit mayor maupun indie, yang saya mengerti adalah nama- nama penerbit ternama sering tertera pada buku yang saya baca, sepeti penerbit Andi, Gramedia, penerbit Mizan, Pustaka, Erlangga, Yudistira, Grasindo, tiga serangkai dan lain sebagainya, nama-nama di atas tidak asing bagi mata saya tentunya, kembali pada angan dan impian saya tentang menulis dan menerbitkan buku, timbul pertanyaan, bagaimanakah caranya agar saya bisa menulis dan diterbutkan oleh penerbit ternama seperti yang saya sebutkan di atas? (istilahnya penerbit mayor) ya. 

Untuk menjawab pertanyaan dan impian serta angan saya, adalah hal yang penting jika saya menyimak materi malam ini dengan baik. 

Pertemuan ke 20, pada Rabu malam dengan ditemani guyuran hujan diluar sana saya berusaha fokus menyimak materi yang dipandu oleh bapak Mulyadi mendampingi Bapak Edi S Mulyanta. M.T selaku Narasumber akan Menguak Dapur penerbita Mayor. 

Narasumber bekerja di Penerbit Andi sejak tahun 2002.  Terhitung Februari ini genap 20 tahun beliau eksis di Dunia  penerbit Andi. Berbagai jabatan telah disandang, mulai dari staff Litbang sampai posisi publishing consultant & e-book development hingga saat ini. Selain sebagai praktisi dibidang penerbitan, beliau juga seorang akademisi atau dosen. Didunia tulis menulis tentu belaiu tidak diragukan lagi, buku-buku karya beliau telah lama menghiasi toko-toko di Indonesia, umumnya berkaitan dengan dunia teknik. Hal ini sesuai dengan latar belakang pendidikan beliau sebagai seorang magister dibidang teknik elektro.

Penulis dan penerbit telah dilindungi undang-undang secara penuh sejak terbitnya UU no.3 Tahun 2017 yang diikuti oleh Peraturan Pemerintah. Dan kemudian ditindak lanjuti yaitu PP No.75 tahun 2019. Dalam UU no.3 dijelaskan dengan detail bagaimana proses industri penerbitan dan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Diatur dengan detail dan kemudin disempurnakan dengan PP No 75 yang mengatur proses membuat naskah hingga menyebarluaskannya.

Informasi ini perlu diketahui karena berkaitan dengan peluang yang akan ada karena peraturan ini mendorong percepatan proses penerbitan naskah dari penulis menjadi buku untuk didjstribjsikan ke outlet-outlet yang menjadi sumber pendapatan. 

Terkait istilah penerbit mayor dan minor tidaklah tertuang dalam Undang-undang, hanya pembagian yang secara alamiah terjadi dengan alasan beberapa point' :

1. Penerbit mayor mempunyai jumlah produksi yang lebih tinggi.

Penerbit minor memiliki jumlah produksi lebih rendah.

2. Penerbit mayor memiliki jangkauan pemasaran buku secara nasional.

Penerbit minor, pemasaran buku secara regional.

3. Oleh Perpustakaan nasional, kemudian digolongkan kedalam penerbit yang berproduksi ribuan dan ratusan ( mayor ) dan ratusan,  puluhan  ( penerbit minor ) yang terlihat dalam pembagian ISBN yang dikeluarkannya. 

4. Mayor memenuhi kualifikasi lembaga pendidikan tinggi di Indonesia atau Kemendikbud DIKTI, yang mensyaratkan terbitan buku harus berskala nasional penyebarannya. 


 Tahun 2019 Indonesia dilanda Pandemi dan memberikan dampak yang signifikan yang cukup berat  terhadap dunia penerbitan buku di Indonesia bahkan di dunia. Runtuhnya dunia surat kabar, merupakan pukulan telak bagi dunia cetak, dan informasi berupa cetakan. Dunia penerbitan yang saat ini di bawah IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia), menjadi was-was dan memandang cukup berat tantangan ke depan dunia cetak dan produksi buku. 

Semasa pandemi, kami tetap menerbitkan buku di atas 200 judul, meskipun terkendala produksi yang sempat tutup karena outlet toko buku juga terdampak pandemi.

Dari pengalaman kami selama pandemi, buku format digital masih merupakan embrio yang belum menghasilkan keuntungan yang sama dengan buku fisik. Sehingga masa depan buku fisik masih sangat menarik untuk dicermati.

 Trik agar lolos penerbit Mayor  ? 

1.  Sesuai aturan pemerintah no 75 (th 2019) yang memberikan arah pelaksanaan undang-undang perbukuan  no 3 tahun 2017

 2. Tulis dan pilih jenis buku sesuai dengan kompetensi penulis.

3.  Perkembangan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, menuntu penerbit2 untuk berlomba-lomba menerbitkan buku yang mendukung literasi dasar. Sehingga peluang untuk dapat terbit menjadi semakin menarik.

4. Menyambut peluang pasar, mengingat kurikulum baru saat ini menuntut banyaknya sumber-sumber literasi bagi anak didik kita.

Penerbit-penerbit saat ini semakin semangat untuk dapat mengisi peluang tersebut, kendala utama adalah mencari penulis dengan tema yang marketable.

5. Tulislah perencanaan naskah untuk ditawarkan ke penerbit, dengan cara ATM yang sangat populer Amati, Tiru, dan Modifikasi..

6. Tulisan harus ‘Baik’ dan ‘Unik’, baik dalam pemilihan tema, menarik  dan mempunai nilai kebaruan ( unik ).

7. Gunakan trik enggandeng penulis yang lebih senior untuk dijadikan mitra penulisan, dengan maksud  mengangkat nama penulis pemula. Sematkan ‘Kata  atau komentar penulis handal untuk ditampilkan di cover 

 Kuadran yang menarik bagi penerbit adalah buku yang punya market besar, dan tentunya diimbangi dengan kualitas yang ideal walaupun cukup sulit mencari kuadran buku yang ideal.

 Kendala utama untuk terbit adalah keterbatasan modal penerbit, sehingga penerbit akhirnya memberikan syarat-syarat dan saringan untuk dapat mendapatkan naskah yang mendukung industrialisasi buku tetap berjalan.

 Penerbit biasanya akan melakukan _scouting_ , atau pencarian tema dan penulis, dan tentunya bekerjasama dengan team riset pemasaran untuk menentukan tema apa yang masih dapat diserap pasar. Penerbit, tidak dapat mengesampingkan data pasar buku di Indonesia, sehingga data pemasaran ini sangat penting untuk memberikan arah haluan ke mana produksi buku dapat dikembangkan lebih lanjut

Siapa yang membiayai penerbitan sebuah buku

Penerbit mayor biasanya mempunya dana untuk memilih terbitan buku yang menjadi sasarannya, sehingga semua biaya produksi hingga pemasaran dilakukan oleh penerbit tersebut.

Konsep dasar pembiayaan dalam penerbitan buku, adalah penerbitnya yang membiayai.

 karena banyak tulisan yang tidak sesuai dengan misi dan visi penerbit akhirnya tidak dapat terbit. Karena banyaknya buku yang ditolak penerbit, akhirnya penerbit memberikan skema lain dalam penerbitannya. Misalnya dibiayai oleh penerbitnya sendiri, baik melalui skema dana pribadi, CSR Perusahaan, Dana Penelitian Daerah, Dana Sekolah dll.

Penerbit akan membantu dalam hal,  Pembahasaan dan Penyajian.

 Kesimpulan

Penerbit adalah lembaga yang mencari profit, dan mempunyai idealisme dalam menerbitkan buknya sesuai dengan visi misinya. Penulis dapat mengikuti idealisme penerbit dalam menghasilkan buku yang akan dinikmati oleh pembacanya. Kirimkan usulan penerbitan buku, supaya ide Anda dapat ditangkap penerbit dan disebarluaskan ke pembaca.

Jika kamu ingin mengenal dunia, membacalah. Jika kamu ingin dikenal dunia, menulislah." (Armin Martajasa)

Salam.literasi .


Komentar

  1. Kog saya merasa mendengarkan langsung Bu Ovi, presentasi di depan saya ya. Trus saya manggut-manggut mengerti gitu. Bahasanya lembut, mengalir tapi tetap dengan informasi yang harus saya ketahui. Keren Bu Ovi. Kerinduan saya saat ini adalah, berkunjung ke toko buku Gramedia. Berasa mevvaahh banget untuk saat ini.

    BalasHapus
  2. Ya Bu mari berliterasi, keren tulisannya

    BalasHapus
  3. Tulisan yang enak dibaca dan penuh nutrisi. Mantap banget bunda Ovy👍👍👍

    BalasHapus
  4. Sama deh dulu sering ke toko buku depan kampus hanya cari buku yang g disegel untuk dibaca.semangaat semoga bungkus solo

    BalasHapus
  5. Siap menuju buku solo nih bun😍👍👍

    BalasHapus
  6. Cakeeep.. "20hari menjadi penulis" langsungk kirim ke penerbit Oase, Kamila, atau Andi.

    BalasHapus
  7. Keren, bunda.....sdh siap ini mah bk solo👍👍💪💪

    BalasHapus
  8. Semangat... Segera terbitkan buku solo

    BalasHapus
  9. Mantap kak.ovi...

    Coba chat wa anak bawang ini..
    Nomor 0813-9790-4770

    Setelah dichat hapus komentar ini ya kak ovi...
    Nanti diceritain kejadian nya melalui blog saya.. 😊😊😊

    BalasHapus
  10. Keren ... Informatif dan enak dibaca

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Itu Mudah

Pengumuman Resume terpilih Materi Menulis Setiap Hari

Menulis Sebagai Passion