Anak Banten Di kota Cindrawasih.

Tulisan ke 5.

Pagi ini tetiba mata saya tertumbuk pada inbox messenger FB,  seorang kawan perempuan dari Papua barat tepatnya Jayapura" Assalamualikum Caca, begitu sapanya, bagaimana kabar ? Ca Ovi sudah punya buku kah ? 

"Hehe in sya Allah, dalam proses belajar menjadi penulis pemula, jawab saya.

Caca adalah panggilan sama dengan mbak.

Inbox pagi ini mengingatkan akan sebuah tempat di Indonesia bagian timur iya Jayapura, dulu waktu tahun 2017, waah lama juga ya ? Tepatnya bulan Februari bulan saya ulang tahun hehe ... Meski tanggal kelahiran saya tiba yaa tak seorang pun merayakannya haduuh...

Saat itu saya diundang oleh sebuah organisasi dari kota cendrawasih Jayapura. Karna saya masih aktif dalam sebuah organisasi mahasiswa, mereka mengundang saya untuk hadir dalam sebuah acara pelatihan basic training mahasiswa. ( Bukan berarti saat itu saya masih kuliah ya, saya udah wisuda th 2015).

Tanpa pikir panjang Saya menerima undangan tersebut, sehingga akhirnya saya mempersiapkan diri mulai dari pengumpulan uang untuk membeli tiket pesawat, mempersiapkan bekal pakaian dan lain sebagainya.

Mulailah saya memesan tiket pesawat perjalanan Jakarta-Jayapura, perjalanan dengan tiket yang lumayan,  kalau tidak salah seharga 1,8jt. Tiba hari H yang sudah ditentukan pada jadwal tiket pesawat. Saya berangkat dari Jakarta menuju bandara pada malam hari pukul 20.30 malam, karna keberangkatan pesawat saya  pada dini hari. 

Tiba di bandara saya langsung menuju terminal keberangkatan Jayapura kalau tidak salah terminal 3 gate penerbangan Jakarta- Jayapura, setelah boarding pass dan semua administrasi selesai, saya diarahkan menuju pesawat yang akan menghantarkan saya kepada kota tujuan yaitu Indonesia bagian timur.

 Di dalam pesawat saya duduk tepat di pinggir jendela tapi karena suasana gelap, saya tidak bisa melihat apapun. Padahal ini adalah pengalaman pertama saya menaiki pesawat dan sendiri pula . Kok berani sih ? Terpaksa  hehe. 

Perjalanan Jakarta Jayapura memakan waktu sekitar 6 jam , setelah 2 jam perjalanan pesawat kami transit di bandara Makassar yaitu Bandara Sultan Hasanuddin, di bandara Makassar kami berpindah pesawat dan melanjutkan perjalanan menuju Papua, setelah sebelumnya transit mengambil penumpang di bandara Sorong entahlah saya lupa.

Tiba di Bandara Sentani Jayapura pada pukul 06 00. Di sana saya di jemput oleh ketua cabang ( ketua organisasi mahasiswa cabang Jayapura) bersama beberapa teman dan menghantarkan saya ketempat istirahat.

Pada agenda training ini saya bertemu dan berkenalan dengan teman-teman dari beberapa daerah yaitu dari Palopo, Sorong, Manokwari dan beberapa daerah lain. 

Singkat cerita, setelah acara training mahasiswa selsai dengan sukses dilaksanakan beberapa hari, sementara uang untuk tiket pulang saya belum tersedia, kami isi dengan diskusi-diskusi ringan setaip hari, dan timbul rasa bosan sebab kurang tamasya hehe karna kawan-kawan kembali kekampus. 

 Akhirnya pada suatu pagi saya mengambil keputusan dengan nekat untuk keluar dari ranah kawasan basecamp atau sekret kawan-kawan Jayapura

Pagi itu saya meminta izin kepada teman-teman yang ada di basecamp. 

" saya ingin keluar ya untuk mencari angin segar dan mencari sinyal,  membeli pulsa tidak jauh hanya di warung-warung sekitar"  begitu kata saya namun saya memberikan pesan kepada mereka "tolong jangan cari saya sampai 12.00 siang"  

Dengan tanpa didampingi seorang kawan pun saya  naik sebuah angkutan umum, atau sejenisnya yang kawan-kawan Jayapura sebut Taxi.

Mobil yang saya naiki bertujuan ke sebuah pasar, saya sendiri juga tidak tahu itu daerah apa. Saya mengikuti naluri saja kemana kendaraan ini pergi  hingga pemberhentian terakhir. 

Di pasar tersebut saya bertanya-tanya kepada  orang sekitar seperti  sopir dan ojek, 

" Pak letak lokasi wisata makatur. kearah mana ? Saya harus naik apa untuk sampai kesana ? Tanya saya pada bebrapa orang. Jawaban yang saya dapatkan membuat saya bingung. 

Rupanya Ada seorang perempuan yang baik hati sepertinya dia memperhatikan gelagat saya semenjak dari kendaraan yang saya tumpangi sampai saya berhenti di pemberhentian terakhir  ini. Perempuan yang kelihatan usianya masih sebaya dengan saya menyapa saya dengan Ramah.

 " Mbak bukan orang sini kan  ?  jangan sembarangan bertanya pada orang asing, karena di sini daerahnya keras daerahnya rawan cari orang-orang yang terpercaya saja,  saya arahkan mbak mau kemana ?"  Begitu dia menjelaskan dan bertanya. Kenapa mbak jalan sendiri ? 

"Saya mau ke daerah wisata makatur mabk, apa bisa arahkan saya ? dengan sopan dan teliti dia memberikan arahan  dan mewanti-wanti, sampai perempuan ini meninggalkan saya sepertinya terlihat rasa cemas diwajahnya .

Dari arahan mbak tadi saya bertanya kepada  ojeg dan di tujuan namun rupanya perjalanan yang harus saya lalui tidak sesederhana bayangan saya, sehingga saya tidak menemukan angkutan yang bisa membawa saya ke destinasi makatur. Sampai seorang bapak ojek menawarkan jasanya untuk mengantar saya ketujuan dan beberapa daerah wisata. Karana perasaan dan pandangan saya menilai orang ini adalah orang baik, saya setuju  dan siap menggunakan jasanya. 

Sebelum saya naik ojek, perempuan tadi datang lagi dengan diliputi kecemasan kepada saya. " "Mbak gimana ? Jangan main ikut aja mbak tanya yang jelas" katanya dengan cemas, mendapatkan perhatian dari seorang asing saya sangat senang dan berterimakasih, sambil tersenyum saya memberikan pengertian

 " iya mbak termkasih ini ada bapak yang bersedia mengantar saya, in sya Allah orang nya baik mbak,"  dan  ditegaskan oleh bapak tukang ojek sehingga perempuan yang perhatian tadi pun percaya dan mau meninggalkan saya dengan tenang, sebelum kami berpisah saya ucapkan terima kasih dan mengangguk dengan takjim .

Dari pasar yang entah namanya pasar apa , saya sendiri tidak tahu, tukang ojek membawa saya pergi menuju lokasi yang saya minta diperjalanan dia sambil bercerita 

" Mbak orang Jawa ya dari mukanya sudah kelihatan bukan orang Papua, saya orang Makassar Mbak , Saya lahir di Makassar, besar di Makassar dan bekerja di Papua sudah 20 tahun, saya di sini"  nama saya pak Umar," pak ojek bercerita dan memperkenalkan diri mengisi suasana perjalanan.

Bener Mbak apa yang disampaikan teman nya, di sini orang asing harus hati-hati. Tapi saya orang baik mbak. In sya Allah. Jelasnya. 

Alhamdulillah ya pak saya ketemu orang baik, kok bapak tahu kalo saya dari Jawa? Tanya saya dan menanggapi ceritanya.

Sepanjang jalan kami mengobrol, pak Umar banyak bercerita tentang tempat yang kami lalu, dengan madan yang ekstrim  jalanan naik turun, sepertinya lokasi yang kami lalui adalah perbukitan dan entah berjarak berapa kilo meter dari kosan teman-teman saya berada hehe. 

Sejenak saya berpikir, dengan tindakan saya yang nekat betapa bersyukur saya dipertemukan dengan orang-orang asing yang baik hati, sungguh Allah maha baik.

Setelah berapa lama di atas kendaraan motor, kami tiba di lokasi wisata makatur yang rupanya untung tak dapat diraih, tempat tersebut sedang ditutup karna ada latihan tentara. 

Dengan kecewa kami pergi menjauh, ternyata pak Umar yang baik hati ini memberi inisiatif yang menyenangkan, dia membawa saya keberapa tempat 

"Oh ga usah hawatir mbak, kita ke gedung kabupaten saja nah dari sana saya akan bawa mbak ke bukit teletabis dan danou Sentani. Mbak ga akan menyesali saya bawa kesana " kata pak Umar menghibur 

"Oiya ? Hayuk pak kalo begitu saya ikut aja" dan kami melanjutkan perjalanan ke tempat wisata yang dimaksud pak Umar. 

Bukit Teletabis Jayapura


Danau Sentani


Sungguh senangnya hati, kenekatan hari itu pergi jalan-jalan seorang diri membuahkan hasil yang memuaskan. ( Jangan ditiru ya pembaca,  karna sebaik apapun nasib kita di Negri yang asing, hati-hati  dan jaga diri itu penting ) .

Foto saya kirimkan ke teman-teman jayapura, dan alhasil tahu apa yang terjadi?  mereka geger. Hehehe

Seorang tamu perempuan dari Jakarta pergi jalan-jalan seorang diri. Oh apa kata dunia ? Sepertinya mereka cemas luar biasa, dan saya meminta maaf berkali-kali atas kenekatan  dan sikap kekanak-kanakan saya hehe.

 Namun karna insiden itu segera esoknya mereka mengagendakan acara jalan-jalan untuk saya.  Menuju sebuah danau dan pantai makan-makan dan tak lupa belanja .😁😊

Danou Love 


Perbatasan Jayapura -Papua Nugini 






Akhirnya tibalah waktu dimana saya harus kembali pulang ke Jakarta.

"Caca, kami sudah siapkan tiket kepulangan insya Allah dua hari kedepan" kata ketua organisasi mahasiswa  Jayapura seraya menyerahkan amplop berisi tiket pesawat.

"Alhamdulillah  dua Minggu sudah saya di Jayapura, ukh kulit muka agak menghitam dan mengelupas karna saking panasnya. Dan segera saya bersiap untuk pulang. 

Sudah ya ceritanya samapai di sini saja. 

Sampai jumpa lagi pada cerita ekspedisi Surabaya -Lombok di episode selanjutnya . 

Komentar

  1. Salutcatas keberaniannya. Allah pasti menjaga orang baik.

    BalasHapus
  2. Wow...indah banget alamnya Bun...mau dong diajak kesana

    BalasHapus
  3. Luar biasa pengalamannya. Keberaniannya patut diacungi jempol. Hikmahnya jd banyak pengalaman berkesan yg bikin orang terkesan..

    BalasHapus
  4. nekad nya kakak sendirian pergi kak, membaca pun agak cemas2 takut kakak di culik orang ... tapi pemangalaman kakak indah banget kak... jadi pengen jalan2 juga hehe.. nanti yah kak jalan2 bareng kalau adik mu ini udah nikah...

    BalasHapus
  5. Ha ha ,saya kecil di Banten dan ibu dari Banten saya sekarang di bekasih ,salam sehat selalau

    BalasHapus
  6. Kok gak ngajak si bolang bu Ovi ... Kalo ngajak si bolang pasti gak jadi geger tuhhh ... 🤣🤣🤣

    BalasHapus
  7. Wah pastinya seru perjalanannya bu

    BalasHapus
  8. Waw, cwek pemberani, hebat banget bu ovi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi

Selamat Jalan Eril ( Sang Calon Pemimpin Masa Depan itu lebih dulu pulang )

Mengelola Majalah Sekolah