Berkunjung ke Perpustakaan Nasional.

 Tantangan menulis ke 20


Akhir-akhir ini di dalam Dunia aktifitas saya sering terjadi interaksi dengan komunitas literasi,  khususnya kelas Belajar menulis PGRI,  yang dimana seorang foundernya adalah bapak bloger Indonesia yaitu Om Jay. 

Banyak interaksi dengan komunitas literasi membuat saya memaksakan diri untuk bisa menulis setiap hari, Entah menulis apasaja yang penting menulis.

Dulu dalam benak saya, untuk bisa menulis artikel, opini, esai, puisi dan sebagainya harus bisa berlatih menulis setidaknya kakimat-kakimat yang indah, bagus, berbobot, bermkna dan seterusnya, sehingga bagi saya menulis bagi saya adalah sesuatu yang sulit. 

Namun dengan bergabungnya saya bersama kawan-kawan kelas menulis, ternyata pendapat saya terbantahkan. Seperti hari ini, untuk memenuhi tantangan menulis ke 20, saya ingin berbagi pengalaman dengan pembaca, tentang sebuah tempat yang sangat krusial alias penting dalam dunia menulis . Yaitu Perpustakaan Nasional.

Ya Perpusnas. Meskipun saya pernah 5 tahun hidup di Jakarta, tempat penting ini belum pernah saya sambangi, padahal sering saya melewatinya , namun karena belum ada urgensitas untuk saya datang ke sana serta banyaknya kesibukan, yah maka tempat ini hanya saya lewati saja.

Hingga akhirnya karena saya saat itu dalam proses menulis buku solo dan sedang bermain ke Jakarta, dengan sengaja saya niatkan untuk  singgah ke gedung megah ini.

Perpustakaan Nasional Indonesia ini,  yang konon katanya merupakan perpustakaan tertinggi ke dua di Dunia dengan 24 lantai, di tiap lantainy memiliki fasilitas masing-masing.

Di sini saya tidak akan banyak memaparkan perlantai, karna tujuan utama saya adalah ke lantai 21.22 di sana terdapat banyak koleksi buku yang bisa kita baca. 

Di lantai ini pengunjungnya paling ramai. Saya berserta kawan memilih buku untuk kami baca, kebetulan saya menemukan dua buku yang cocok untuk menyembah materi yang relevan untuk buku yang sedang saya tulis yaitu buku dengan judul: Menulis untuk Tuhan karya bapak Yanuardi Syukur dan Aku menulis maka aku ada. Karya kang Maman. 

Saking asyiknya membaca tak terasa kami telah menghabiskan waktu sampai hampir senja, segera kami sudahi acara membaca dan mencatat segala yang penting untuk menambah perbendaharaan tulisan sebagai rujukan. 

Kami berniat pulang dan menuju pintu keluar. Tiba di pintu lift ternyata pengunjung mengantri dan isi lift sudah penuh, saya teman dan beberapa orang memutuskan untuk turun melalui tangga, tiba di lantai 9 lift masih tetap penuh. Akhirnya nasib, kami turun tangga sampai lantai 3 atau 2 dan melnjutkan naik eskalator.

Lumayan kaki ini pegel dan akhirnya sampai juga kami ke lantai dasar. Karna hari sudah sore maka kami pun segera pulang. 

Tulisan ke 20.

Komentar

  1. Waw ,kreeen bisa mengecek buku dan tentu banyak pilihan dan judul buku sebagai pasokan ilmu ,mantap Bu Ovi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi

Selamat Jalan Eril ( Sang Calon Pemimpin Masa Depan itu lebih dulu pulang )

Mengelola Majalah Sekolah