Rumahku Istanaku

 





Sejauh apapun kami melangkah, tempat yang paling nyaman dan damai di Dunia ini tentu saja adalah pulang ke Rumah.

Seindah dan sebagus apapun tempat diluar sana,  tentu saja lebih indah Rumah kita. Ya tentu saja rumah ku rumah kami bersama.

Rumah, dimana kami dibesarkan penuh cinta seorang ibu yang tulus dan lembut. Cinta sepanjang hayat yang tanpa pamrih. 

Rumah dimana kami menemukan cinta pertama yaitu cinta seorang abah, meski hadirnya hanya sampai usia ku 13 tahun saja, namun di rumah ini bayangnya, memori tentangnya, petuahnya, teladannya serta cintanya bergema seumur hidup. 

Rumah, yang menjadi madrasah pertama dengan guru terhebat di dunia, iya mereka adalah Abah dan mama. Bukan, bukan berarti kedua orang tua kami begitu berpendidikan dan berkelas, serta cerdas, mereka hanya sepasang insan yang sederhana, Abah lulus PGA dan mama lulusan SD, namun tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk membekali kami dengan Ilmu yang berguna terlebih ilmu agama. 

Rumah dimana Aku mendapat kasih sayang empat orang Kaka laki-laki dan satu adik perempuan, kedekatan ikatan darah kami lebih kental daripada ikatan apapun,  meskipun diluar sana banyak organisasi dan pergerakan yang aku ikuti, dengan banyak cinta dan persaudaraan mereka, namun kepada empat Kakalah  air mata dan keluh kesah tertumpah, saat lelah mendera yang membuat diri ini lemah. 
Kepada sang adiklah aku berbagi cerita susah.
Ya. Kepada merekalah aku pulang saat langkah begitu berat, saat hati begitu terhimpit deraan hidup, kepada merekalah aku pulang, pada pangkuan dan belaian kasih lembut mamah. Pada perlindungan Kaka dan cinta adik. 

Rumah dimana Kami tidak hidup dengan berlimpah harta, namun karna limpahan kasih sayang, maka seberat apapun kehidupan kami, Abah dan mamah mencontohkan untuk selalu syukur nikmat, mensukuri apa yang kami dapat dan kami miliki. 

Aku sering mendengar ungkapan dari banyak lisan menyatakan bahwa @. Ada orang lain rasa sodara, ada sodara rasa orang lain,  bagi kami, sodara rasa sodara , orang lain pun rasa sodara hehe dobel ya.

Rumahku istanaku begitulah kami menamainya  Meski rumah kami tak seindah istana, namun di rumah  ini semua keindahan tersaji, di rumah inilah kebahgiaan ada, ketentraman terasa, persaudaraan tercipta. 
Rumahku istanaku rumahku surgaku.

Arofiah Afifi. 
Pojok istana.  Serang. 01.06.2022




Komentar

  1. Semoga sehat selalu bersama klg.

    BalasHapus
  2. Sodara rasa sodara.
    Deskripsi rumah yang dapat dibayangkan akan kehangatan di dalamnya.
    Sehat terus para penghuni rumah.

    BalasHapus
  3. Cinta kasih tulus yang membuat rumah kita bak istana megah.. . Semoga tetap saudara rasa saudara.. tensnpu. Rasa saudara. Kita semua saudara. Semoga selalu bahagia. Aamiin

    BalasHapus
  4. Kasih sayang yg terjalin di dalamnyalah yg menjadikan rumah selaksa istana penuh dg kehangatan dan kebahagiaan

    BalasHapus
  5. Aamiin untuk semua doanya 🙏

    BalasHapus
  6. Keren...tulisannya sangat menginspirasi . Salam sehat dan sukses

    BalasHapus
  7. Rumah kita tetap yang ternyaman untuk kita, apapun keadaanya karena di sana banyak kenangan dan ukiran proses kehidupan.

    BalasHapus
  8. Ah, benar, bukan limpahan harta, melainkan limpahan kasih sayang. Itu yang lebih utama.

    BalasHapus
  9. Rumah beratapkan ketuduhan dan berlantai kan akhlak yang baik, serta di topang dengan pondasi taqwa.. Pengen mampir dan singgah dirumah kak ovi..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Itu Mudah

Pengumuman Resume terpilih Materi Menulis Setiap Hari

Menulis Sebagai Passion