Syukuri Nikmat Sehat Sabari Nikmat Sakit.

Tulisan ke 10. Tantangan menulis blog setiap hari 





Pagi hari pintu kamarku diketuk oleh ibu pemilik kontrakan. 
Tok tok tok tok... " Teh kamu tidur teh? " Tanya ibi dari balik pintu. 
"Enggak Bu," jawabku segera ku buka pintu kamar, mendapati ibu dengan muka yang agak pucat.
"Loh ibu sakit ? " Tanya ku melihat kondisinya 
Iya teh semalam aku ga bisa tidur, bolak balik "kamar mandi muntah dan diare" si ibu menjelaskan 
"Astagfirullah, mau saya kerok Bu" tanyaku menawarkan diri.
"Kamu bisa kerok teh ? " Tanya ibu kurang yakin.
"Bisa in sya Allah, ibu siapkan aja minyak kayu putih koin seribu kalo ada, kalo ga ada koin seadanya aja" 

Setelah semua kebutuhan siap dan ibu duduk di kursi untuk ku kerok. Benar saja ibu masuk angin hasil lukisanku memerah pekat dengan sukses. 
Usia ibu pemilik kontrakan tempat saya tinggal  sudah memasuki usia 60 tahun, dengan 4 anak yang sudah menikah dan beberapa cucu remaja-remaja.  Ibu juga menderita diabetes sejak 6 tahun yang lalu, segala macam pengobatan dari satu dokter ke dokter yang lain, dari satu herbal ke herbal yang lain, dari pijat refleksi dia coba, namun belum menemukan kesembuhan .

Terkadang kita kurang menyadari ( terlebih aku pribadi ) bahwa sesungguhnya sehat dan sakit adalah ujian dari Allah. 
Ujian nikmat sehat Allah berikan untuk menilai seberapa ingat kita akan syukur, seberapa maksimalkan kita memanfaatkan nikmat sehat kita untuk beribadah pada NYa. Tak jarang saat kita sehat, kita lalai seolah esok kita tak akan pernah sakit, kita lupa untuk memanfaatkan waktu kita dengan sebaik-baiknya, lupa untuk menjaga kesehatan, lupa mengisi waktu sehat kita untuk mengingat Allah.

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya.” (Q.S. an-Nahl [16]: 18).

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.’”


Pun ketika Allah memberi kita nikmat sakit, sesungguhnya Allah memberi ujian kepada kita seberapa banyak kita bisa bersabar dengan sakit, seberapa banyak kita bisa berperasangaka baik kepada Allah dengan ujian sakit. 
Kita lupa bahwa sakit adalah jalan yang Allah berikan kepada kita sebagai upaia pengugur dosa. 
Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya". (HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571).

"Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanaan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya". (HR. Bukhari no. 5641)

"Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengan dosa-dosanya". (HR. Muslim no. 2573).

Akhirnya ku panjatkan doa semoga Allah menjaga kita tetap ada dalam kesyukuran dan kesabaran serta ketaatan baik dalam keadaan sehat maupun dalam sakit. Aamiin.


Serang fajar cerah . 19 Juni 2022
Arofiah Afifi 

Komentar

  1. Semoga kesehatan selalu menghampiri kita semua serta di jauhkan dan diangkat sakit yang kita alami.

    Aamiin

    BalasHapus
  2. Sehat itu mahal yaa, mudan2an kita selalu diberi kesehatan aamiin

    BalasHapus
  3. Semoga sakit kita menghapuskan dosa-doaa kita. Aamiin yra

    BalasHapus
  4. Terima kasih Bu Ovi... Menjadi nasehat utk saya...

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Smg cpt sembuh ibu kosnya ya bun

    BalasHapus
  7. Aamiin, semoga kita senantiasa di golongkan orang-orang yang pandai bersyukur. Sehat selalu Bu ovi..

    BalasHapus
  8. Jagalah sehatmu sebelum datang sakitmu. Semoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan.Aamiin...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi

Selamat Jalan Eril ( Sang Calon Pemimpin Masa Depan itu lebih dulu pulang )

Mengelola Majalah Sekolah