Ujian Online Pembuatan SIM C
Selamat siang Sobat literasi Nusantara, salam Jum'at Berkah.
Mencoba memenuhi tantangan Om Jay membuat sebuah tulisan dalam blog dengan tema ujian online. Karena saya sebagai guru Paud atau TK, maka aktivitas ujian online, tentu saja tidak berlaku untuk aktivitas belajar mengajar kami. Meskipun demikian baiklah akan saya tulis pengalaman saya menjalani ujian online pembuatan SIM C
Satu bulan yang lalu saya baru menyadari bahwa SIM C Saya telah lewat dari masa aktifnya sehingga saya berniat untuk memperpanjang SIM C agar aktivitas mobile saya yaitu berkendaraan motor berjalan dengan lancar sesuai aturan rambu lalu lintas dan tanpa hambatan serta terbebas dari tilang hehe .
Tibalah saya di depan resepsionis gerai pembuatan SIM Kota Serang saya segera mengutarakan niat saya untuk memperpanjang SIM C, sementara itu petugas memeriksa SIM lama saya karena mereka melihat masa berlakunya telah habis satu bulan yang lalu maka petugas menganjurkan saya untuk membuat SIM C baru.
Bu SIM ibu sudah kadaluarsa jadi ibu harus membuat SIM baru, ibu siapkan copy KTP, surat keterangan sehat dan hasil lulus tes pesikologi, petugas memberikan penjelasan dengan rinci. Dan memberikan arahan di mana saja tempat-tempat yang harus saya datangi untuk tes kesehatan dan psikologi.
Akhirnya saya pun mengikuti arahan petugas datang ke klinik untuk tes kesehatan dan melanjutkan ke lab psikologi, di sini saya diarahkan seorang petugas gadis manis kesebuah kursi dan meja dengan seperangkat komputer, si mbak manis memberikan arahan agar saya mengisi form dan Soal pesikologi secara online. Dan akhirnya tes psikologi pun saya lakukan dengan hasil yang maksimal. Lulus.
Selanjutnya saya kembali ke gerai pendaftaran SIM, menyerahkan beberapa berkas sesuai persyaratan, menunggu sebentar saya pun masuk antrian untuk foto dan sidik jari. Berlanjut pada ujian berikutnya yaitu saya masuk ke ruangan Ujian simulasi yang dilakukan secara online.
Petugas memberikan arahan, mempersilahkan saya duduk di depan Komputer, menyimak gambar Vidio yang ditampilkan dan memasang alat pendengar. Wah untuk ujian simulasi ini saya harus membagi konsentrasi saya dengan fokus antara suara soal yang saya dengarkan dan Vidio simulasi, beberapa soal saya terkecoh sehingga hasil saya lulus dengan nilai pas-pasan.
Selanjutnya saya diarahkan menuju simulasi prakte, dulu Lima tahun yang lalu saya kukus meski dengan tidak mudah. Semoga kali ini juga lulus ya.
Tiba di lapangan di mana tempat praktek, seorang petugas memberi arahan, memberikan rompi praktek dan menunjukan motor yang harus saya gunakan.
Duh Gusti, motornya gede dan berat sekali, saya bertanya " pak motor ini yang harus saya pake ? Apa ga ada motor yang lebih besar ? Eh yang lebih kecil maksudnya" tanya saya pada polisi yang bertugas.
Ga ada Bu, semua pake ini, ini sudah ketentuan. Jawabnya.
Ya sudah dengan bismillah saya coba mengendarai motor, namun karna berat motor yang jauh dari motor yang biasa saya gunakan, serta kaki saya yang tak sampai , otomatis saya langsung gagal pada ujian praktek ini. Dengan kecewa sayapun harus mengulang Minggu depan. Yaaaj Dengan hati yang tak ihlas aku pulang dan berniat untuk mengulangnya Minggu depan.
Setelah tiba satu Minggu sayapun kembali datang ke Polres Serang untuk menjalani ujian praktek. Kembali saya lihat motor yang sama, hemm... Gimana mau lulus, ? Fikir saya pertama saya tidak pernah mengendarai motor dengan saiz besar seukuran dengan motor Kaka saya, kedua kaki saya saja tidak sampai , dan ke tiga berat motor tidak bisa saya imbangi dengan fisik saya yang kecil. Untuk kedua kalinya saya gagal.
Lantas kepada pak petugas saya bernegosiasi "Pak, apa mesti dengan motor sebesar ini kami berlatih ? coba bapak logikakan kami beri'tikad baik membuat SIM agar aktivitas berkendaraan kami sesuai perundangan-undangan dan tidak melnggar lalu lintas, lantas dalam prosesnya kami malah mendapat kesukitan seperti ini.
Bu alasan kenapa praktek menggunakan motor ini agar kelak ibu dan yang lain mampu menguasai Medan dengan baik, kalo ibu berlatih dengan hati yang tenang ibu pasti bisa lulus kok Bu, begitu pembelaan sang petuga.
Heerrwh mataku berputar jengah, mana mungkin saya akan pergi berkndaraan dengan motor besar dalam aktivitas saya sehari-hari , saya sadar batas kemampuan saya di mana pak.
Ya sudah Bu Minggu depan ibu ke sini lagi nanti akan kami bantu.
Hemmeh... Dengan kecewa saya pun pulang tanpa berniat untuk kembali mengurus SIM C.
Sudah lah gimana nanti saja. Mod ku sudah tidak bersahabat lagi,lebih baik saya pulang .
Berasa ada si cerita kak ovi. Ikutan tertawa pas bilang "Apa ga ada motor yang lebih besar"
BalasHapusWah ternyata ada temanmya saya yg sama2 lupa ngurus perpanjangan SIM Bun Ovi
BalasHapus