Ayam Goreng Untuk Sikecil.

 Tantangan menulis ke 26

Namaku Melati, sesuai namnya tentu saja saya penyuka bunga melati, terhampar tanaman bunga ini di depan halaman dan samping rumah tepatnya dipinggir jendela.

Maaaak, Ali lapar Mak, teriak seorang anak usia 6 tahun anak tetangga sebelah. 

Seketika aktivitasku yang sedang asik menyirami taman terhenti, reflek keplaku melongok, memperhatikan polah sikecil Ali yang lucu. 

Mak Ali lapar Mak, seraya menarik sang ibu yang sedang menjemur pakaian sepagi ini.

"Iya Ali, duduk sana di dalam, emak ambilkan nasinya" Jawab si emak mengarhkan anaknya .

"Mbak Mel, 

Emaknya Ali yang bernama mbak Mayang menegurku,

"saya boleh pinjam nasinya ngga ? Dirumah sudah habis, dan Ali sudah lapar, suami saya belum pulang" mbak Mayang berkata dengan muka yang membuat ku tak tega.

"Sini mbak masuk dulu, saya ada nasi goreng dan beras 1 kg mau ? Tawarku pada mbak Mayang. 

Tanpa menunggu jawaban segera saya bungkus beras dan sepiring nasi goreng dan telur ceplok yang tadi pagi sudah saya masak. 

"Maaf ya mbak, pagi ini saya baru sempat masak nasi goreng dan telur ceplok"

Mbak Mayang menerima dengan sumringan, dan segera berpamitan karna Ali sudah sangat lapar. 

Alhamdulillah tadi pagi saya sempat memasak walau ala kadarnya, prihatin dengan nasib mbak Mayang, suaminya baru diPhk sejak pandemi, dan sekarang hanya bekerja dengan ngojek dan itu pun bersaing dengan ojol yang lebih diminati penumpang.

Bersukur suamiku, wirausaha membuka warung usaha kecil-kecilan dalam dunia peternakan dan tanaman. Cukup untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-hari.

"Mak Ali pengen ayam goreng mak' pokoknya ayam goreng, ali ga pernah makan ayam goreng kaya teman-teman Mak" Ali merajuk pada emaknya ,menangis pilu karna baginya ayam goreng adalah makanan yang langka.

Kasian sekali Ali, anak sekecil ini sudah merasakan susahnya hidup dan menahan banyak keinginan karna ketidak mamouan orangtua akibat PHK bapaknya. 

Segera saya mengambil gawai dan mengkontak nomor suami.

" Iya dek ada perintah ?." Tanya Suami, ah tahu saja si Abang kali saya sangat ada keinginan. 

"Abang, nanti siang pulang kan ? Adik titip beli ayam goreng beberapa potong boleh ? Hari ini Abang panen raya kan ? Kasian Ali, dia lagi pengen ayam goreng katanya" segera saja saya membrondong suamiku dengan permintaan.

Ok siap tuan putri, permintaan mu adalah perintah bagi ku, jawab suami 

Haha aku tersipu dibuatnya .


Pukul 12 siang suami pulang, biasa dia selalu makan siang dan solat Dzuhur di rumah.

"Ini dik pesanannya" 5 potong ayam goreng paha sayap, setandan pisang dan beberapa sayuran ia bawakan juga. Alhamdulillah untuk persediaan beberapa hari kedepan. 

Abang. Adik ke rumah mbak Mayang dulu ya, 

Tunggu dik, ini bawakan juga pisang dan sayuran, kata suami menyerahkan satu bungkus oelnstik besar yang sepertinya sudah disiapkan dari kebun. 

Oh iya ok.

***

Totk tok tok Assalamualikum mbak Mayangini ada ayam goreng buat ali, oleh-oleh dari Suami. Dan ini ada pisang dan sayuran, lumayan buat nyayur hari ini, maaf ya mbak cuma dikit. Saya berujar dan menyerahkan plastik serta ayam untuk Ali.

Ya Allah Mel makasih banyak, ujar mbak Mayang berkaca. 

Udah ga usah sungkan, saya tinggal ya mbak, mau nyiapin makan siang buat suami dulu .

Maak ini ayam goreng masak, traiak Ali begitu melihat ayam goreng yang saya bawa di meja. Iya Ali itu dari Tante Mel, sana ucap Terima kasih sama Tante. 

Horee hore Ali makan ayam goreng makasih Tante.  Ali bersorak bahagia. 

Ah Ali, ternyata bahagia itu sederhana. Tante juga bahagia lihat kamu Ali, saya peluk Ali dan segera saya berpamitan.

Ah bahagia hati ini .

Tamat  

 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi

Selamat Jalan Eril ( Sang Calon Pemimpin Masa Depan itu lebih dulu pulang )

Mengelola Majalah Sekolah