Dahsyatnya Keihkasan

Tulisan ke 28. Dan Kamis menulis 




 "Belajarlah keikhlasan dari akar pohon, akar pohon itu letaknya tersembunyi di dalam tanah dan tidak semua manusia peduli dan mengaguminya. Walaupun begitu, dia tetap bekerja siang dan malam tanpa mengenal lelah dan pamrih untuk kehidupan batang dan dedaunan."

Imam Gazali berkata, semua manusia binasa kecuali yang berilmu, orang yang berilmu binasa kecuali yang mengamalkan ilmunya, orang yang mengamalkan ilmunya binasa kecuali orang yang ikhlas, orang yang ikhlas akan memperoleh pahala yang besar.

Ikhlas adalah perbuatan hati yang amat sulit dilakukan, tapi mudah diucapkan. Untuk mengukur keikhlasan kita, bisa melalui dengan beberapa pertanyaan seperti, apakah saya senang jika ada yang menyanjung kerja saya? Apakah saya merasa senang jika ada yang menyaksikan bahwa saya orang yang taat? Apakah saya semangat jika ada imbalan? Apakah saya merasa senang jika ada yang melihat? dan selalu ingin dilihat ? Dan seterusnya. Jawabannya mudah tapi pertanyaan-pertanyaan di atas amat sulit dihadirkan.

Ikhlas menurut ustad Kholid Ba'asslamah adalah tulus,  yaitu niat yang murni tulis tanpa bercampur dengan maksud apapun. 

Ikhlas atau Keihkasan yang tertanam dalam hati adalah syarat mutlak, alias wajib ada Keihkasan dalam beribadah dan beramal kepada.

Selanjutnya untuk memahami arti Ikhlas kita perlu mengerti lawan atau rival dari ikhlas, yaitu Riya' dan ujub. 

Arti Riya' adalah: memperindah atau memperbagus amal ibadah atau perbuatan karena ada orang. Sebagai contoh, kita banyak bersidaqoh karna untuk dilihat orang, kita memperbanyak rakaat solat sunah atau memperpanjang doa karena dilihat orang, atu berbuat kebaikan yang lain dikarenakan orang lain, bukan murni karna Allah. 

Riya adalah dosa besar, dan merupakan syirik kecil. Dalam hadis Nabi bersabda yang artinya : “Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya’.” (HR Ahmad). 

Dan syaitan akan menggoda manusia dalam setiap aktivitas ibadahnya agar berbuat Riya, sehingga amal ibadah serta kebaikannya hanya sia-sia. 

Ada satu kisah yang sangat fenomenal sebagai contoh teladan Riya dan Keihkasan.

Pada masa kerajaan Abbasiyah terkenal  Khalifah Harus Al Rasyid yang sangat kaya, Khalifah tersebut memiliki seorang Ratu bernama Zubaydah, Ratu yang terkenal sangat dermawan. Semua hanrtnaya digunakan untuk bersodaqoh. Menyantuni semua fakir miskin, menghidupi anak yatim, menghajikan banyak orang, membiayai pendidikan, dan selalu bersodakoh kepada semua orang yang membutuhkan, bahkan istri Khalifah tersebut membuat sebuah bangunan  disekitar Arafah-Mudzalifah, bangunan untuk menampung air zam-zam agar para jamaah haji bisa dengan mudah mendapatkan air zam-zam, ( bangunan ini masih ada sampai sekarang). Semua amal ia berikan dengan menggunakan harta pribadi dan kekayaan suaminya untuk sodaqoh. 

Terkenalah sang istri Khalifah sebagai dermawan oleh seluruh rakyatnya. Dengan kebaikannya masyarkat membicarakan dan  meyakini bahwa sang ratu dermawan pasti masuk surga.

Hingga suatu hari ratu wafat, dan suatu malam, keponakan Ratu Zubaidah yang selalu membantu mendampingi beliau bermimpi bertemu dengan nya atas izin Allah. 

Keponakan bertanya " Wahay bibi apa yang Allah balasan atas kebiakan dan kedermawanan mu ? Seluruh orang satu negri membicarkanmu, Tanya sang ponakan,

Ratu Zubaidah menjawab, tidak ada nol semua, 

Loh bagaimna mungkin? Bagaimana dengan sodaqoh mu menghajikan banyak orang ? Tanya ponakan 

Kosong semua sia-sia.

Pahala menyantuni fakir miskin ? Anak yaitu ? Tanya ponakan lagi.

Tidak ada nol kosong semua, Saya melakukan semua amal kebaikan karena saya Riya, saya ingin dikenal orang, dipuji dan dipuja orang, jawab Ratu Zubaidah.

Lantas Bagaimana kedaan mu sekarang ? Tanya keponakannya lagi.

"Allah mengampuni semua dosa Saya dengan tahajjud yang saya lakukan setiap malam tanpa seorangpun mengetahuinya" jawab ratu Zubaidah.

Nah sesungguhnya Syaitan akan selalu menggoda kita untuk berbuat Riya, sehingga jika terdapat Riya dalam perbuatan kita meski sedikit, akan menghanguskan pahala sebanyak apapun kita berbuat kebaikan.

Namun meskipun kita hanya berniat amal yang sederhana namun tanpa Riya maka kami berbuah balasan di sisi Allah . 

Lantas bagaimana solusi agar kita tetap pada Keihkasan kepada Tuhan ? Kembalikan kepada niat awal dan abaikan pengharapan kepada manusia. 

Komentar

  1. Semoga menjadi pribadi yang ikhlas.

    BalasHapus
  2. Siang ini saya azan zuhur di musolla dekat rumah. Semoga azan merdu saya tidak riya.

    BalasHapus
  3. Ikhlas memang harus ikhlas ya...

    BalasHapus
  4. Srmoga kita tidak termasuk orang yang riya, tp smg kita senantiasa iklas krn Allah semata. Aamiin

    BalasHapus
  5. Iklas dengan bahasa indah yang diurai pengarangnya, keren bu ovi

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Itu Mudah

Pengumuman Resume terpilih Materi Menulis Setiap Hari

Menulis Sebagai Passion