Nikmat Tuhan kamu yang mana yang kamu dustakan.

 Tulisan ke 18




Rencana nya ada agenda jalan-jalan bersama ibu pemilik kontrakan di mana saya tinggal.

Teh hari ini kita jalan ya teh" ajak si ibu lagi tadi sambil persiapan sarapan.

Oh iya Bu, mau jalan jam berapa kita ?.tanyaku untuk memastikan.

Jam 9 ya beres solat duha dan masih terhitung pagi" ibu menjelaskan 

Ok saya masak dulu kalo begitu biar pas kita pulang ga banyak kerjaan" balasku sambil menuju tempat beras. 

Ternyata sisa berasku cuma untuk sekali masak hari ini dan esok sudah tidak ada beras. 

Insya Allah semoga si Abang pulang nanti malam dan bawa belanjaan" batinku seraya berdoa semoga dimudahkan Rizki. 

Sambil masak nasi kami sarapan pagi, sisa lauk kemaren masi cukup sampai nanti sore. 

Dengan satu centong nasi serta sejumput ikan saya bersiap sarapan , ku comot sendok sayur kangkung bikinan ibu kos karna dia menawarkan. 

Sambil sarapan kompor saya matikan niatnya akan aku lanjut mengukus nasi setelah sarapan selesai.

Bercengkrama diatas meja makan bersama ibu kos memang menyenangkan Sambil tertawa dan saling menertawakan.

Selesai makan ibu masuk ke dalam dan menonton tv 

Sementara saya melanjutkan memasak nasi di dandang kecil sesuai kebutuhan nasi yang cukup untuk makan sore nanti. 

Aku kecilkan api.

Teringat tulisan di Kompasiana belum Ku selesaikan.

Ku tinggalkan dapur dan mengambil gawai. 

Menulis dikompasiana ini harus hati-hati kalo tidak sesuai ketentuan kita kena pinalti dan point' akan terpotong. Duh sayangkan.

Intinya sih harus orisinalitas tulisan diri, tidak mengutip dari tulisan orang lain.

Untuk menghindari pelanggaran kedua kali, maka saya lebih memilih menulis jalur aman yaitu menulis orisinal dari apa yang ku ketahui sesuai pengalaman saja.

Alhamdulillah selsai tulisan dan tayang. 

Beberapa rating masuk dan poinpun bertambah meski tak banyak. Alhamdulillah tetap disyukuri.

Lucu rasanya seru aja ketika tulisan dikomentari dibaca dan ditanggapi hehe.

Lama-lama kok jadi ketagihan untuk menulis dan menulis lagi. 

Selesai urusan postingan Kompasiana, aku terlena dengan tontonan TV, tetiba hidung ini mencium aroma aneh. Spontan ingatan ku kembali pada dandang diatas kompor. Astagfirullah gosong lagi.

Segera kompor aku matikan

Oh tidak nasinya gosong semua tak tersisa.

Hemeh... 

Seraya berdoa semoga Abang nanti malam pulang dengan belanjana kebutuhan dapur plus uangnya Aamiin.

Alhamdulillah malam hari suami pulang, membawa 10 kg beras, telur dan menyerahkan uang jatah kebutuhan harian. 


Ya Allah betapa baiknya engkau. Padahal doaku dipanjatkan saat didapur bukan saat solat tapi tetap saja Engkau kabulkan .

Maka nikmat Tuhan kamu yang mana yang kamu dustakan. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi

Selamat Jalan Eril ( Sang Calon Pemimpin Masa Depan itu lebih dulu pulang )

Mengelola Majalah Sekolah