Pete, Rimpang, kolang Kaling dan bahasa jawa Go Saudi Arabia

    



Program Kamis Menulis tema edisi 28 Juli 2022 adalah

Mengenalkan Budayaku ke Dunia Luar.

Berbicara tentang Budaya, ini artinya berbicara tentang kearifan lokal yang begitu banyak ragamnya  seperti  adat istiadat semacam.kenduri, wayang,  mauludan, permainan tradisional, tarian, senjata tradisional, rumah adat, bahasa, budaya gotong royong bahkan keaneka ragam kuliner  khas, aneka rempah,  hasil Bumi dan lain sebagainya.

Di Serang Banten sendiri kami punya budaya yang sangat fenomenal yaitu Tarian Rampak beduk, dan Debus. Debus adalah atraksi sejenis pencak silat yang memperlihatkan bahwa tubuh mereka kebal terhadap senjata tajam ( tidak mempan bacok, tidak mempan tusuk tidak mempan pukul ) mungkin juga tidak mempan tembak macam si Pitung. 



Budaya Indonesia yang beragam ini pantas diperkenalkan kepada dunia luar. Maka, sebagai putra putri Indonesia yang berprestasi, banyak dari mereka membawa nama harum Indonesia sampai kencah Dunia, dengan berkampanye tentang budaya mulai lisan, tulisan dan perbuatan, salah satunya  mengharumkan Indonesia dengan menjadi juara dalam sea games atau olimpiade dan sejenisnya.

Duh apalah saya yang tidak punya andil sehebat itu. Ah tapi saya punya cerita unik keluarga dalam andil memperkenalkan Indonesia pada kendah Dunia, dalam hal ini adalah Arab Saudi. cie hehe 

Jadi ceritanya bahwa, mamah saya adalah Anak kelahiran dan kebangsaan Arab ( dulu).  Mereka adalah 13 bersaudara. Namun mamah dan ummi ( ibunya mamah, nenek saya )  turun ke Indonesia dan menetap di negri Nusantara Ini, sementara 12 saudara dan Abuya ( kakek saya)  tinggal di Arab Saudi tepatnya Makkah. 

Hemm jadi mamah lahir dan remaja di Makkah dan dewasa sampai tua di Indonesia. Mamah saya Arab, Abah saya Indonesia, berarti saya anak darah campuran, istlah  bahasa kerennya" Belasteran" ya hehe.  Tidak, saya tidak sedang pamer hehe. Padahal sih iya hahaha.

Sampai hari ini mamah masih sering berkomunikasi dengan kaka-kaka nya dengan bahasa Arab,  Jangan tanyakan apakah saya juga bisa bahasa Arab ? Yaa tentu .... Tentu tidak hahay.

Di sinilah andil mamah dalam memperkenalkan budaya Indonesia pada Dunia luar yaitu Saudi Arabia. Apa gerangan yang mamah Kampanyekan ? Yaitu Kuliner, bahasa , dan hasil bumi Indonesia seperti rempah, rimpang dan buah-buahan. 

Ada banyak  hasil bumi Indonesia  khusunya Serang Banten yang menjadi kesukaan saudara-saudara mamah di Arab sana.

1. Pete




Pete. ? Iya Pete. Siapa sih yang ga kenal Pete ? Siapa yang ga tahu dan ga suka Pete ? Makanan atau lalapan saat makan siang bisa bikin nambah selera makan. 

Entah sejak kapan ? Setiap paman atau bibi dari Arab turun atau singgah ke Indonesia, mamah selalu menyediakan makanan istimewa yang bernama Pete ini kepada saudaranya, Alhasil Pete menjadi makanan rutin yang mereka minta saat singgah ke rumah. Kebayang ga sih orang Arab makan Pete ? Hehe. Kami sih ketawa aja ya orang Arab kok suka Pete. Jiaha lucu.

2.  Ternyata tidak hanya Pete tapi juga Rempah dan rimpang. 

 Paman dan bibi ini kerap kali meminta kiriman atau pesanan. kepada mamah beberapa hasil bumi khas Indonesia. Karena salah satu Bibi ( Kaka perempuan mamah ) memiliki rumah makan yang katanya makanan indonesia, maka bibi akan memesan secara berkala bumbu berupa, kunyit, jahe, lengkuas, jahe merah, merica, kemiri dan lain sebagainya. Tak jarang mamah kerepotan setiap kali pesanan itu datang. 

3. Kolang-kaling, dodol duren dan Dendeng daging.



Selain bumbu, paman dan bibi menyukai buah-buahan indonesia seperti Kolang-kaling, berawal dari kebiasaan mamah menyajikan kolak atau manisan kolang Kaling, mungkin karena rasanya enak mereka jadi suka. 

Bahkan sampai hari ini jika ada kesempatan paman dan bibi pasti pesan dan minta dikirim ke Arab. . Seperti kemarin saat kita masih dalam pandemi mamah mendapat telfon dari Kakak lelakinya bernama Nurudien, kami memanggilnya 'Hali" rupanya hali memesan kolang-kaling, dodol duren dan dendeng daging, ini adalah makanan rutin yang biasa mereka pesan minimal setahun sekali.

 Untuk dendeng dan Dodo kita biasa beli di toko langganan, kalo bikin repot dan tidak tahan lama.  Biasa kami beli dodol dan dendeng jika pesanan siap diberangkatkan, dikirim lewat apa ? Ekspedisi ? Oh tidak, merepotkan , kalo bukan pas mamah yang berangkat umroh atau haji, biasanya kami mencari sodara atau rekan yang berangkat umroh maupun haji untuk kami ttipkan barang pesanan tersebut. 

Biasanya diantara semua pesanan dodol, daging, bahkan minyak angin, minyak kayu putih dll. Yang paling merepotkan adalah pesanan kolang kaling. Pembaca tahukan kolang Kaling  ? Ituloh buah yang biasa buat manisan atau kolak saat puasa.

Buahnya berwarna putih, biasanya dijual dipasaran per kilogram, nah bagaimana caranya  kita  mengirim buah kolang Kaling tersebut ? 

Begini caranya : 

Pertama kami membeli buah kolang Kaling dalam jumlah banyak, misal 100 liter, per liter seharga 4 -8rb. Tentu saja kami harus membeli dari beberapa penjual karena mencari kualitas yang baik.

Langkah selnjutnya buah kollang Kaling kami rebus, jika rebusan sudah mendidih beberapa saat,  matikan dan angkat kolang Kaling dan tiris kan pada sebuah wadah atau tampah  besar.

Jika sudah ditiriskan Kolang Kaling rebus, kami bawa ke bawah terik matahari untuk dijemur. Kami atur dan hamparkan buah kolang Kaling di atas nampan, tampah atau apapun yang bisa terhampar agar buah bisa dijemur rata.

Jemuran ini memakan waktu 4 atau 5 hari sampai buah kolang Kaling menjadi kering dan menyusut, yang semula 100 kilo susut menjadi10 kg. 

Selanjutnya adalah Peking. Kalo sudah kering, kolang Kaling bisa kami paking per Poch begitu juga dengan dendeng dan dodol duren. Untuk Pete, kami tidak pernah berhasil membawa Pete ke Arab Saudi karna tentu saja nyampe sana penampilan Pete sudah layu dan kering hehe . Oiya terakhir kami mengirimkan pesanan dendeng, kolang-kaling dan semua yang saya tulis  di atas tepat setelah umroh mulia dibuka,  sekitar bulan Maret kemaren. Alhamdulillah ada rekan yang berangkat dan kami titipkan. 

4. Yang terakhir adalah Bahasa Jawa Serang

Maksudnya saya adalah, mamah ternyata memperkenalkan bahasa Jawa serang kepada tetua keluarga, terbukti saat mereka masih hidup, mamah tidak jarang menggunakan bahasa serang bebasan ( bahasa halus ) ketika berbicara dengan  para orang tua semisal nenek dan para bibi yang di Makkah meski pembicaraan hanya lewat telfon. 

Suatu hari mereka para bibi bertanya kepada mamah, mana Arofiah ? Mana najat ? Mereka Memanggil anak perempuan mamah dengan nama lengkap. Saya dan adik saya tentu tidak faham dengan bahasa Arab. Karena faham kondisi demikian, bibi pasti mengalihkan bahasa dengan menggunakan bahasa Jawa serang " peripin kabar arofiah sehat " tanya  Halah "  peripin kuliah ? Lulus ?.sampun berkeluarga Arofiah najat sampun darebe pecil?  Artinya bagaimana kabarnya  arofiah, Najat, sehat ?.  kuliah apa sudah lulus ? Apa sudah menikah? Sudah punya anak ? Dan sebagainya.

Kalo direnungkan lucu sekali dan kami merasa malu. Mamah yang sampai tua masih bisa bahasa Arab sedang anaknya hususnya saya malah tida bisa bahasa Arab,  bahkan mereka para bibi bisa bahasa Jawa eh kami tetap ga bisa, Ya sudah lah semoga masih bisa dipelajari. 

Nah mungkin ceritanya sampai disini saja ya . Semoga bisa menghibur hehe 

Sampai jumpa dalam Kamis menulis Minggu depan. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi

Selamat Jalan Eril ( Sang Calon Pemimpin Masa Depan itu lebih dulu pulang )

Mengelola Majalah Sekolah