Merdeka Bangsaku, Merdeka Guruku!

 



Tema Kamis menulis edisi Minggu ke 1,  4 Agustus 2022

Merdeka Bangsaku, Merdeka Guruku!.

Hemmm... Belum terbayang untaian kalimat tercipta sebuah artikel panjang, untuk tema di atas " 

Berbicara tentang guru, telah lama jabatan ini saya tinggalkan, sejak 2019, praktis saya tinggalkan dunia mengajar, beralih ke dunia pegiat lingkungan dan  Dunia menulis.

Merdeka bangsaku  ? Apa iya ? 

Pertanyaan di atas bukan tanpa sebab, 

Merdeka Bangsaku. Saya melihat dan merasakan banyak ketidak merdekaan terkhusu yang saya soroti adalah Dunia lingkungan, kerusakan alam, eksploitasi sumber daya alam yang dikuasai,  diprivatisasi oleh korporasi, oligarki. Duh belibet lidah dan jari, hampir tiap hari terjadi peramsalahan, aksi demonstrasi didepan istana merdeka yang menuntut tentang SDA, yang jarang tersorot media.  tapi oke ini tidak saya bahas di tema ini karena tidak nyambung dengan tema.. 

Merdeka perspektif pendidikan.

Merdeka Bangsaku Merdeka guruku 

Saat ini sedang buming kurikulum merdek. Kurikulum yang digagas oleh Kemendikbud ristek bapak Nadieim Makarim. Saya acungi jempol dengan kurikulum merdeka ini, 

Namun karna saya telah resigen dari dunia pendidikan, maka saya tidak up to date tentang perkembangan pendidikan jadi saya belum bisa menulis artikel.. 

Ya banyak baca sih, tapi beda ya, sekedar baca dan melihat dengan sambil praktek jadi ada data ada fakta ada bukti nyata aplikatif diri.  jadi saat ini mau nulis kaya ga dapet ruhnya gitu hehe. 

Ya wis lah jangan banyak pembelaan,  dari pada bingung, saya nulis pantun dan puisi saja deh yaa... Amatiran sih, tapi daripada ga nulis.


Pantun

Seragam baru sepatu baru,

Penuh kasih ibu siapkan, 

Bapak guru dan ibu guru,

Terima kasih kami haturkan.


Beli paku di Pasar Baru,

Paku sejentik harganya murah,

Wahai idolaku bapak ibu guru, 

Berhati baik dan juga ramah.


Cantik bahasa si gadis desa,

Hormat  bakti prilakunya  indah nian

Guru berjasa mendidik bangsa,

Hormati taati  dan muliakan 


Langit cerah berwarna biru,

Hampar jerami di kala siang,

Sungguh  indah bersama  guru,

Didik kami menjadi orang.


πŸ‘†Pantun di atas ga usah di komen ya bu lely ini mikirnya udah susah, cocokologi aja ya kalo kurang nyambung .  maksa πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€.  

Puisi Akrostik "Merdeka Bangsaku,  Guruku"!

Oleh Arofiah Afifi 

Merdeka merdeka merdeka

Etape baru telah di mulai 

Rangakaian setategi telah disiapkan 

Dengan penuh arti dan perjaungan

Energi penuh, kencangkan ikat pinggang sing-singkan lengan.

Kobarkan semangat menuju peradaban 

Agar Dunia pendidikan Indonesia meraih fase keemasan. 

Bangsa ini tak kan pernah maju, 

Andai tiada perjuangan pahlawan dan para guru

Negri tercinta Indonesia kini siap kibarkan bendera 

Gegap gempita diseluruh Nusantara

Senyum bangga para guru melihat anak didiknya meraih prestasi harumkan negri.

Arti Keikhlasan sebuah pengabdian kini berbuah indah

Kemenangan dan kejayaan, peradaban kini terbukti 

Untuk ciptakan Indonesia penuh  akhlak berbudi 

Guru mengabdi tiada henti 

Unjuk diri patriot cinta ibu Pertiwi

Raga dan jiwa dipersembahkan demi negri 

Untaian jasa tanpa tanda terpatri 

Kobarkan semangat lahirkan generasi 

Untuk Indonesia maju bergerak tanpa henti.

Serang, 4 Agustus 2022.




Komentar

  1. Luar biasa cekatqn tanggap gempita. Lugas . . Pantun dan puisinya bagus. Bu.

    BalasHapus
  2. Amazing...sekali tulis ada pantun ada puisi. Mantab Bu Ovi...
    Ayo isi kemerdekaan dengan dengan hal positif, maju bersama melalui literasi. Indonesia maju Indonesia jaya. Semangat kawan!πŸ’ͺ🏻πŸ’ͺ🏻

    BalasHapus
  3. Wow kereen.. pantun dan puisinya amazing...

    BalasHapus
  4. Ada sisi lain dari jarang kami lihat dari makna merdeka.

    BalasHapus
  5. Waahh juara pantun dan puisinya πŸ₯°

    BalasHapus
  6. Pertanyaan yang sama, apakah bangsa ini benar-benar merdeka? Sebab, masih ada penjajahan di sana-sini, baik bangsa lain, maupun bangsa sendiri.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Itu Mudah

Pengumuman Resume terpilih Materi Menulis Setiap Hari

Menulis Sebagai Passion