Sahabat Datang dan Pergi Silih Berganti

Sahabat Datang dan Pergi Silih Berganti

Kisah ini menceritakan perjalan tentang aku dan para sahabatku, sejak aku duduk di bangku SD sampai hari ini.

Jika ditanya apakah aku tidak punya sahabat ? Lebih dari 900 nomor kontak tersimpan, nama kawan dan sahabat dari  berbagai daerah. Jika ditanya apakah aku punya sahabat yang begitu banyak ? Toh hanya segelintir orang, bahkan mungkin tidak menghabiskan 10 jariku untuk menghitung sahabat dekat. 

Berawal dari kisah persahabatan dengan seorang teman di masa kecil. Dia tetangga sebelah. Karna orang tua kami sangat dekat maka, kami sebagai tetangga juga menjadi dekat. Rumahnya adalah tempatku bermain. Seperti kebanyakan anak jaman dulu, main petak umpet, bermain peran, bermain kucing-kucingan dan lain sebagainya, kami lakukan bersama. Tentu saja tidak lupa berbaur dan berkawan dengan anak-anak sebaya satu Desa. Persahabatan kami tidak lama. Suatu hari sang ibu sahabatku ini wafat, dan sejak saat itu dia dan keluarganya pindah ke Jakarta. Sampai ia dewasa dan menikah praktis kami jarang sekali bertemu. 

Sampai 2 tahun yang lalu, dipertemuan FB kami bertemu dan terjalin komunikasi yang intens, berharap lebaran esok kita berjumpa. Apalah daya manusia hanya berencana dan Allah yang punya kuasa. Sahabat saya menjadi salah satu korban wafat akibat covid 19. Semoga Allah menerima segala amal ibadahnya. Aamiin. 

 ***

Kala usiaku memasuki sekolah SD, sejak kelas 1 sampai kelas 6. Aku punya seorang sahabat dekat, saking dekatnya tiada hari tanpa bermain bersama. Kalo bukan aku yang datang mencarinya, maka dia yang datang mencariku. Semua permainan sepertinya telah kami lalui bersama, berenang di sungai, bermain di sawah, bermain drama, olah raga bareng tiap pagi. Bahkan tak jarang juga kita marahan dan akur kembali. Sampai tiba waktunya kami lulus SD dan berpisah sekolah. Aku di Mts swasta dan dia di Mts Negeri. Hubungan kami mulai renggang karna aktifitas yang terpisah. Hanya bertemu sekali waktu saat solat terawih dan lebaran. Akhirnya kami enggan lagi bertemu dan bertegur sapa. Hingga kini sahabat kecilku telah menjadi guru SD dan menjadi PNS, sementara aku masih tidak menjadi siapa-siapa. Sering kali berjumpa, kami hanya bertegur sampa seadanya. Kami sibuk dengan aktivitas kami masing-masing, tanpa lagi ada rasa rindu seperti dulu.

***
Saat Aku mulai menikmati sekolah Mts, aku yang pendiam dan berbadan kecil imut ini tak banyak berinteraksi. Lebih suka duduk sendiri membaca dan menulis buku. Bukan tidak punya kawan, tapi aku enggan berbaur dengan mereka yang sering bertingkah Borjuis hedonis. Maklum meski Mts swasta, siswanya anak tokoh masyarakat semua.  

Ada satu siswa dari desa tetangga yang duduk satu bangku denganku. Selama 3 tahun, kami saling berbagi. Berbagi cerita, berbagi suka duka, berbagai apa yang kami punya. Kembali saat perpisahan itu tiba, kami sama-sama lulus Mts.  Dia melanjutkan sekolah, merantau ke Jakarta bersama ibunya dan aku tetap berada di Desa.  Perpisahan pun kembali terjadi, hingga kini aku tak pernah tahu di mana keberadaan. 

***
Singkat cerita, saat aku memasuki jenjang universitas, aku bergabung dengan beberapa organisasi interal kampus. Ada satu organisasi internal kampus fakultas ( organisasi kekaryaan ). Bergabunglah aku  di sana. kembali memiliki banyak sahabat, sepanjang masa kuliah, mereka selalu saling mengingatkan dalam kebaikan. Setiap hari pasti ada quote nasihat dan kata mutiara. Setiap kali berjumpa penuh keakraban dan saling berpelukan, kaya Teletubbies hehe. 

Hingga suatu hari, terjadi konflik antara diriku dan mereka. Saat itu, kawan-kawan Jurusan,  mengusungku menjadi balon( bakal calon ) ketua HMJ PGPAUD. Rupanya dari pihak organisasi fakultas yang ku ikuti,  mereka mengusung temanku yang lain, kebetulan kami satu kelas.  Untuk maju ke HMJ pgpaud. 

Dari sini mulai lah terjadi konflik.  Aku yang di dukung kawan-kawan jurusan, tentu saja lolos dan menang, sebagai ketua Hima. Sementara dari pihak organisasi, kawan ku kalah dan mundur. Berakibat konflik dan ketegangan antara kami dan organisasi. Hingga aku dilantik menjadi ketua HMJ, dan seluruh sahabat organisasi fakultas yang menjadi rival  pun pergi meninggalkan ku. Hehe. Sejak saat itu praktis, tidak ada lagi komunikasi, sapaan senyum salam, apalagi berpelukan, bahkan bersua pun mereka enggan. Akhirnya aku keluar dari organisasi tersebut dan fokus dengan HMJ.

 ***
Dalam aktivitas HMJ, tentu saja kami bahu membahu saling bekerjasama. Ya merekalah yang menajdi sahabatku akhirnya. Tidak banyak hanya berjumlah 3 kelas. Sampai hari ini masih terjalin komunikasi dengan beberapa diantara mereka,  karna kami sekarang, sudah sibuk dengan dunia masing-masing tentunya.

***
Selain organisasi kampus, aku juga ikut organisasi pemuda dan masyarakat, ( organisasi primordial). Aku bergabung dengan mereka mulai 2012 hingga sekarang, tapi isi anggotanya lebih banyak ibu-ibu, para santri, ulama, bapak-bapak, pemuda dari tokoh masyarakat dan tokoh intelektual.  Silaturahmi kami masih terjaga, meski hanya sekali waktu karna jarak dan kesibukanku. Silaturahmi lintas generasi sering terjadi di pesantren. Nah dari organisasi masyarakat ini  ada 1 sahabat, yang sampai hari ini masih Seiya sekata.  Namun untuk kisahnya, biarlah hanya menjadi milik kami saja. Hehe.
***
Berbeda denganku yang memiliki banyak teman, kawan dan sahabat, silih berganti datang dan pergi seiring kondisi. Diluar sana, orang-orang selalu punya Bast frand, Solmed, basty dan sebaginya. Pun dengan adikku yang masih berbaur dengan kawan SD nya, alumni Mts dan MAN nya. Kadang aku iri, melihatnya menghadiri reuni. Namun aku sadari akulah yang menarik diri dari interaksi. Pernah ada acara reuni Mts, hanya sekali ku ikuti. Reuni kampus sering ku lewati. Begitulah. 
***
Nah saat ini aku masuk dan bergabung dengan Dunia Literasi. Genap 1 tahun aku aktif menulis dan bertemu dengan sahabat-sahabat baru. Ada orang-orang sepsaial yang ku rasa menajdi sahabat. Berbagi cerita, berbagi informasi dan menajdi tempat berkeluh. Ada juga yang berperan sebagai senior, seorang kakak, guru dan sebagiannya. Meskipun tersimpan kehawatiran akan kembali ditinggal pergi, atau aku yang akan pergi.  
Semoga kali ini menjadi persahabatan  sampai tua yaa. Namun aku sadari bahwa Hidup adalah siklus antara pertemuan dan perpisahan. Biarkan saja hidup berjalan sesuai takdirnya dan siklusnya.

Datang akan pergi
Lewat kan berlalu
Ada kan tiada 
Bertemu akan berpisah 


Komentar

  1. Jalin erat setiap saat pada kawan dan kerabat. Resep mujarab untuk menggapai nilai mulia. Salam kompak.bun

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi

Selamat Jalan Eril ( Sang Calon Pemimpin Masa Depan itu lebih dulu pulang )

Mengelola Majalah Sekolah