Bangkitlah Kawan. Kasih Sayang Allah Seluas Langit dan Bumi





Ting !

Bunyi notifikasi gmail yang terpasang  pada gawaiku. Kubuka, terlihat sebuah pesan dari seorang kawan lama, satu angkatan saat kuliah.


[Assalamu'alaikum malam 

Hai sobat aku ingin bercerita.  Sekian lama aku melangkah, semakin tangisan dijiwa itu melukai ku.  Besok genap 36 tahun usia ku,  tepanya tanggal 25 Mei  2023.

Aku dilahirkan 25 Mei  1987, 36 tahun yang  lalu. Anak ke  4 dari 7 bersaudara, kakak  3 dan adik 3. Namun mengapa aku terlalu berbeda dengan mereka ?

Sampai detik ini aku masih bertanya,  mengapa aku harus selalu menangis saat diam dalam senyuman ? 

Semua orang menganggap aku selalu bahagia,  tapi apakah ada yang bertanya " bahagiakah aku? " yang sering kudapatkan adalah aku sering disalahkan dan di bedakan.  Salahku apa? 

Setelah menikah dan  awal menikah aku tetap menangis dalam diam, tiada yang  tahu bahwa selama ini aku menangis dan luka di hatiku teramat dalam.  Diam yang hanya dapat kulakukan,  demi menjaga nama baik semua,  tapi aku yang terluka. Apakah sikap yang kuambil salah?

Ada kata bijak yang mengatakan kepada ku,  “menangilah engkau sepuasnya di depan-NYA, sampai  Allah memberikan pilihan yang amat terbaik kepadaMu

Dan ada yang mengingatkan kepadaku “lakukan apa saja yang kau sukai, hingga kau lupa dengan masalahmu.” Dua hal ini yanh sedang aku lakukan,  agar senyumku dalam luka tak sia-sia. 

Hanya do'a yang kumiliki sekarang.  Aku memohon kepada Penguasa langit dan bumi agar dalam senyumku tak ada luka lagi. Ada 2 malaikat titipan sang Maha Pencipta yang harus aku jaga. Aku mohon do'a agar aku dapat berdiri di kakiku sendiri,  agar Allah membukan pintu rezekiku seluas-luasnya.  Kutunggu bahagia yang  tertunda dan senyuman yang tak ada luka.]

(Teks asli surat sahabat )


Membaca suratnya, teringat akan pertemuanku dengannya di Mesjid Agung  kota, kucari keberadaannya di antara keramaian orang, terlihat sosok yang tak asing, namun dalam penampilan yang di luar bayangan.

Aduhai rupanya dia bercadar,  senyumku mengembang, tangan pun kulambaikan. Hatiku berseru “ ahay dua cadarer bertemu” hehe. 

Dia yang kutahu adalah sosok ceria dan terkesan manja ( tentu saja hanya saat ia bersamaku), agak keras kepala dan terkesan cuek, entah apa lagi penilaianku padanya.

Membaca suratnya aku terdiam sejenak. 

Ah betapa berat rupanya bebanmu kawan, maaf jika aku tak pernah tahu selama ini, maaf jika aku selalu jauh dan menghilang tanpa kabar. Maaf.

Ada rasa bahagia sekaligus duka di hati ini.

Bahagia karena, persahabatan kita masih bisa di sambung lagi, duka karena tak pernah tahu keadaanmu, yang sesungguhnya butuh teman untuk mendengarkan dan berbagi. 

Bangkitlah kawan.

Allah memiliki kasih sayang seluas langit dan bumi, ketimbang kesulitan yang Allah berikan. 

Oiya Kau ingat, kawan ? bagaimana Tuhan kita, menujukan kasih sayang ?

Ya. Dengan memberikan kita kesulitan, duka dan ujian. 

Kenapa Allah harus memberi kita seribu duka, ujian dan kesusahan ? 

Karena Allah rindu pada kita, pada para hamba Nya.

Rindu  mendengar keluh kesah, rindu pada doa-doa hamba-Nya. Rindu pada rintih dan tangisan. 

Bangkitlah Kawan.

Percayalah, tiada duka yang abadi, tiada ujian yang di luar batas kesanggupan manusia itu sendiri. 

Percayalah dukamu akan berganti pahala, ujian akan berganti kemudahan.

Mari Bangkitlah Kawan 

Janji Allah itu pasti, bahwa Allah memberikan satu ujian dengan dua kemudahan.

“ Fainna ma’al-usri yusra.  Inna ma’al-’usri yusra. Artinya,  “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.  Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” Al insiroh ayat 5-6. 

Bangkit kawan, aku yakin kau bisa. Menangislah pada Allah dengan berserah diri dan selalu berprasangka baik pada NYA.

Doaku selalu untukmu.

Kawan dan sahabatku, tetaplah tersenyum, dan mari kita lihat dan jalani hidup dengan pikiran positif. Karena dengan prasangka dan pikiran positif maka langkahmu akan menjadi mudah.  

Mari bangkitlah kawan.

Kita song-song kasih sayang Allah yang luas itu

 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi

Menulis Itu Mudah

Selamat Jalan Eril ( Sang Calon Pemimpin Masa Depan itu lebih dulu pulang )