Berawal dari Keluarga Part 2.



Sarana Pembentukan Keluarga dalam Al Quran.

Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar yang keras yang tidak durhaka kepada Allah, terhadap apa yang diperintahkann Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q,S: Attahrim : 6).

“Katakanlah sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang Merugikan dirinya sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat”. ( Q,S Az-zumar ayat 15 ).

Al Quran menegaskan bahwa landasan teoritis tentang tanggung jawab dan peranan terhadap pendidikan anak-anak adalah orang tua dan keluarga.

Pada surat at-tahrim ayat 6 Allah menjelaskan bahwa setiap manusia yang beriman terbebani kewajiban dan tanggung jawab memelihara diri dan keluarganya dari api neraka, hal ini berarti bahwa yang mula-mula diperintahkan adalah memelihara diri dari neraka kemudian memelihara seluruh isi rumah tangga yaitu istri dan anak-anak.

Banyak interpretasi yang dikemukakan berkaitan dengan cara menyelamatkan diri dari api neraka, yaitu dengan sabar dan solat, serta menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah.

Artinya, orang tua perlu memberikan pendidikan kepada anak-anaknya.

Pada dasarnya Manusia merupakan makhluk pedagogis yang dilahirkan dengan membawa potensi dapat dididik dan mendidik. Hal ini sesuai dengan gambaran dalam Quran surat Ar-Rum ayat 30

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah. Tetapilah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut Fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Ayat di atas menggambarkan bahwa manusia sejak lahir telah dibekali Allah dengan fitrah keimanan kepada Allah. Fitrah yang diberikan kepada manusia tidak akan mengalami perubahan, namun memiliki kemungkinan untuk terus berkembang dan dan meningkat. Agar potensi yang diberikan Allah dapat berkembang maka, diperlukan adanya pendidikan. Berkaitan dengan fitrah tauhid dan iman kepada Allah, terdapat dalam Quran Surat al-a'raf ayat 147

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka. Seraya berfirman “Bukankah aku ini Tuhanmu ?” mereka menjawab “betul Engkau Tuhan kami dan kami menjadi saksi. Kami lakukan demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan"Sesungguhnya kami Bani Adam adalah orang-orang yang lemah terhadap ini (g keesaan Allah) atau agar kami tidak mengatakan “Sesungguhnya orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan (yang datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu? Dan demikianlah kami Jelaskan kembali kepada kebenaran. “

Fitrah dapat diartikan sebagai bawaan sejak lahir, jati diri, naluri manusia. Fitrah juga diartikan sebagai Islam, yaitu mengakui keesaan Allah dan keimanan.

Berdasarkan hal di atas, maka, dipahami bahwa anak-anak diciptakan Allah, dengan dibekali potensi kekuatan, pendorong alamiah yang dapat diarahkan ke arah yang baik. Maka kewajiban orang tua memanfaatkan potensi tersebut dengan mendidiknya sejak usia dini dengan nilai-nilai Islam, sehingga mengkristal dalam dirinya.

 Dapat dipahami bahwa menurut Islam, anak dilahirkan dalam keadaan suci bersih dan bebas dari segala dosa, ia menjadi baik atau buruk tergantung kepada pendidikan dan lingkungannya, bukan kepada tabiatnya yang asli.

Menurut hadis Nabi Muhamad Shallallahu alaihi wasallam yang diriwayatkan dari Adam dari ibn Abi Dza,b dari Al zuhri, dari abi Salamah, ibn Abd Rohman dari abu Huroiroh. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci bersih, kedua orang tuanyalah yang menyebabkan dia menjadi Yahudi Nasrani majusi. (Hadits Riwayat Bukhari).

Bersambung.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi

Selamat Jalan Eril ( Sang Calon Pemimpin Masa Depan itu lebih dulu pulang )

Mengelola Majalah Sekolah