KELUARGA DALAM PANDANGAN AL QUR’AN




Makna Keluarga

Keluarga secara etimologi berasal dari “kawula dan warga’. Kawula yang berarti abdi, atau hamba, warga yang berarti anggota.

Sebagai seorang Abdi dia wajib menyerahkan segala kepentingan kepada keluarganya, dan sebagai warga ia berhak untuk ikut mengurus segala kepentingan di dalam keluarganya. 

Dalam KBBI kata keluarga berarti:  Ibu bapak dan anak-anak seisi rumah serta yang ada dalam tanggungan. 


Menurut perspektif psikologi, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dan bertempat tinggal sama, yang masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin, sehingga terjadi saling mempengaruhi dan saling memperhatikan. Menurut sudut pandang pedagogi keluarga adalah: Persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara pasangan manusia, yang dikukuhkan dengan pernikahan untuk saling menyempurnakan diri.

Dalam bahasa Inggris keluarga diartikan dengan family.

Sementara menurut Alquran, kata keluarga ditunjukkan oleh kata Ahl, Ali dan ansyir.

Kat Ahl misal:  Ahlul kitab , ahlul bait, dan  terdapat juga ahl dalam arti keluarga secara umum seperti 

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan Bersabarlah kamu dalam mengerjakanny” QS Thaha ayat 132.

Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Panjang penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras yang tidak menurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkannya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” Quran surat at-tahrim ayat 6.


Kata ali misal ali Imron, ali Ibrohim  dan seterusnya.  Kata ali biasanya akan diikuti dengan nama para nabi. 

Sesungguhnya Allah telah memilih Adam Nuh dan keluarga Ibrahim dan keluarga Imron melebihi segala umat di masa mereka masing-masing” S Ali Imron ayat 33.

Kata ali di dalam Al Qur’an diulang sebanyak 29 kali, yang terdapat pada 13 suroh.


Kata Asyir : terdalat pada surat Attaubah ayat 24.

“  Katakanlah Jika bapak-bapak kamu, anak-anak kamu, saudara-saudara kamu, istri-istri dan kaum keluargamu, serta harta benda yang kamu dapati perniagaan, yang kamu takuti akan mundurnya dan tempat-tempat kediaman yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan rasulnya, serta berjihad pada jalannya. Maka tunggulah sehingga Allah mendatangkan ketentuannya dan Allah tidaklah memberikan petunjuk kepada kaum yang fasik” QS Attaubah : 24.

Kata Asyir diulang sebanyak 29 kali dalam Al Qur’an. 

***

Sumber tulisan, resume bab 1 dari buku "Berawal dari Keluarga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis Membuatku Naik Kelas dan Berprestasi

Selamat Jalan Eril ( Sang Calon Pemimpin Masa Depan itu lebih dulu pulang )

Mengelola Majalah Sekolah