Jakarta. Impian Wisata Cantika

"Bunda, aku ga mau ikut wisata ke Jakarta yang diadakan sekolah" ucap Cantika dengan wajah tertunduk. Sungguh hatinya begitu pilu, mengatakan ini. Ingin sekali ikut berwisata ke Jakarta bersama rombongan sekolah, namun di sisi lain, Cantika tak tega menambah beban sang ibu. Setelah biaya yang tak sedikit ibunya keluarkan untuk wisuda Arina. Setetes air bening jatuh dari matanya. Cantika segera berlalu dari hadapan sang ibu, agar kesedihan tak tertangkap oleh ibunya. Ayu paham betul bagaimana perasaan putri sulungnya. Tak kalah pilu hatinya, melihat harapan putri sulungnya pupus karena keterbatasan ekonomi. Ia peras otaknya agar menemukan, ide apa gerangan, untuk mengganti acara wisata Jakarta untuk Arin, namun otaknya buntu. Jika mengganti acara dengan jalan-jalan ke pasar, rasanya sudah terlalu sering ia lakukan. Akhirnya Ayu pasrah. “Biarlah anak-anaknya menahan diri akan keinginan mereka.” Ayu membatin. Setelah jam makan malam, pintu diketuk seseorang. Tok tok tok! "...